Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Kisah Nyata Penjual Es Krim

Diperbarui: 31 Agustus 2017   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber : Istimewa)

Ini kisah nyata. Diceritakan oleh senior saya mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dr. H. Saleh Partaonan Daulay, M.Ag, M.Hum, MA; Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. Waktu itu ia masih mahasiswa UIN Ciputat. Suatu sore ketika ia sedang mengerjakan tugas kuliah bersama temannya. Mengerjakan paper yang akan dikumpulkan besok. Tiba-tiba saja sore itu cuaca buruk. Hujan dan badai menghantam kawasan Ciputat, tempat dimana bang Saleh dan temannya ngontrak. Hawa dingin pun menyengat dan menusuk sore itu kata bang Saleh. Namun bang Saleh dan temannya, terbawa asik mengerjakan tugas kuliahnya.

Di tengah cuaca yang kurang bersahabat itu, tiba-tiba seorang penjual es cream keliling melintasi kos-kosan tempat bang Saleh dan rekannya tinggal. Kata bang Saleh, penjual es cream itu payungnya baru saja terkoyak angin. Ia basah kuyup. Terlihat sangat kedinginan. Namun mungkin semangatnya mengais rejeki membumbung, gerobak yang didorongnyanya, terus melaju melintasi jalan.

Ketika berpapasan di kosan bang Saleh, penjual es cream itu dipanggilnya. "Mas sebentar." Melihat bang Saleh memanggil si penjual es cream, lantas ditimpali rekan sekosannya, "Le kamu mau makan es cream saat hujan-hujan dan dingin gini?" Dengan logat Batak nya yang kental, bang Saleh cuma jawab, "sudah, diam saja kau, nanti ku ceritakan." Bang Saleh membeli dua potong es cream lalu si penjual es cream itupun pergi. Diletakkannya dua potong es cream itu di dapur dan bang Saleh berkata pada temannya, "sudah, kau mau makan atau tidak terserah, tapi begini, aku mau cerita kenapa es cream tadi ku beli."

Lanjut bang Saleh "kau lihat penjual es cream itu, hujan, dingin dan badai, tapi ia punya semangat dan tak kenal lelah mendorong gerobaknya melintasi jalan. Mungkin pula orang itu belum makan siang. Tentu di balik gerobak itu, dia punya istri, dan anak yang mungkin saat ini lagi sekolah dan sulit membayar SPP. Maksud saya membeli es cream tadi, adalah untuk merawat harapan orang-orang kecil itu. Kau harus tahu, orang boleh saja hidup susah, tapi jangan sampai dia kehilangan harapan. Dengan membeli dua potong es cream tadi, saya cuma ingin merawat harapan orang itu, agar ia bangga pada dirinya, bahwa oh, ternyata hujan dan dingin gini, es cream saya masih laku juga.Saya mengawetkan harapan penjual es cream tadi."

Kisah nyata ini, sengaja saya ceritakan ulang, agar kita bisa merefleksikannya, bahwa betapa penting merawat harapan. Sekali lagi, orang boleh saja hidup susah, tapi jangan sampai ia kehilangan harapan. Harapan adalah elan vital kehidupannya. Dengan harapanlah seseorang memacuh hidupnya. Sejenak kita melongok ke luar dari balik tembok rumah yang megah dan dari balik jendela mobil mewah impor, betapa di luar sana, banyak orang-orang kecil yang memacuh hidup di jalan dengan peluh dan keringat yang ndres. Maka sejenak, berilah waktu sekedar merawat harapan orang-orang kecil itu. Wallahu'alam. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline