Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Ahok dan Valentino Rossi

Diperbarui: 9 November 2015   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadinya tulisan tentang Ahok ini dibuat sambil nonton final MotoGp 2015 di Valencia. Tanpa sengaja, judulnya jadi campur-aduk begitu saja antara Ahok dan MotoGP. Ada dua tulisan tentang Ahok. Satu judulnya Ahok dan VR. Dan satu Lagi; Ahok, Jangan Adu POLRI dan TNI dengan Rakyat. Sungguh, pertarungan final MotoGP me-ngulik-ulik suasana batin para fans racer MotoGP. Apalagi kemenangan Lorenzo yang begitu dinyiyiri publik pencinta MotoGP, wal khusus jamaah rider bernomor 46.

Sebagai penggemarnya, saya tak suka menonton VR-46 start dari depan, karena hanya satu-satunya rider MotoGP di dunia yg bisa menampilkan seni menyalip dari belakang hanyalah The Doctor. Karenanya bukan soal bila VR harus start dari belakang saat di Valencia. Saya termasuk salah satu diantara sekian pendukung fanatik Rossi. Bagi saya, penampilan Rossi di Valencia pada laga final, bukan pada soal dia start dari Belakang atau bisa merengkuh gelar dunia ke-10, tapi lebih pada kemampuan Rossi mempertahankan martabatnya sebagai rider sejati.

Sejak di Sirkuit Sepang-Malaysia pada 25 Oktober 2015, erupsi faktor X mulai muntah ke publik pecinta MotoGP. Selain kompetisi dan sportifitas, ada soal lain yang membara dalam ajang balap MotoGP berkelas dunia itu. Ada soal ambisi dan keserakahan yang dilakukan dengan suatu permufakatan jahat. Ditengarai, rekan senegara Jorge Lorenzo [Marquez] memantik letupan pertarungan Rossi vs Lorenzo. Marquez, diduga menghalangi Rossi mendulang point di Malaysia. Duo senegara itu, ditenggarai secara tak sportif kong kali kong menghalangi Rossi merengkuh kemenangan ke-10. Dan akhirnya Rossi dipecundangi di Sepang-Malaysia.   

Lalu terjadilah peristiwa naas nan kontroversial di Sepang-Malaysia. Rossi disanksi pengurangan tiga point oleh race director MotoGP, dan start dari posisi paling bontot malam tadi [8/10/2015] pada ajang final MotoGP di sirkuit Valencia.

Namun laki-laki dari negara tempat Pizza berasal itu, pantang surut dan menyalip 22 rider MotoGP, lalu mengurut di posisi empat hingga lap terakhir. Ada kebesaran hati, sportifitas dan ketahanmalangan yang memompa emosi dan respek penggemar 46 di senatero dunia yang menyaksikan kedigdayaan Rossi.  Bravo VR-46.

Sementara Lorenzo bermain” kucing kaleng” dengan dua rekan senegaranya; Pedrosa dan Marquez. Dari posisi dan kondisi, mestinya di lap ke tiga, dua rider asal Spanyol itu (Markuez dan Pedroa] bisa menyalip dan meninggalkan Lorenzo hingga di garis finish, namun “drama sambal” itu sekan-akan dipertontonkan ke masyarakat dunia yang kadung sudah menganggap, untuk mengalahkan Rossi, Lorenzo butuh dua pengawal senegaranya [Dani dan Mark].

Apalah itu, Rossi dan para fans nya telah bersuka cita meraup kemenagan pride-nya. Meskipun Lorenzo harus memikul beban kemenangan dengan sebuah permufakatan licik, yang tak pantas. Yang kita saksikan semalam pada laga final MotoGP adalah, semakin cepat Lorenzo memacuh laju motornya, semakin cepat juga ia mendekati garis kebohongan. Lorenzo seakan melingkari liuk-liuk sirkuit kejumawaan yang didapatkannya dengan cara yang culas bersama Marquez.  

Di momen penganugerahan gelar MotoGP, senyum Lorenzo tak Lebar. Pandangannya redup. Di bawah dua bola matanya, terlihat garis-garis tebal beban dan ketakbanggan yang begitu kental dan nyata. Merengkuh gelar juara dunia MtoGP 2015, seakan memikul segunung rasa malu. Saksikan, ia tak lama  menyapa dan menatap penonton saat penganugerahan gelar di pedium.

Berbeda soal, di Sirkuit Valencia, kostum kuning bertulis VR-46 tumpah ruah membanjiri arena MotoGP, begitupun ledakan sosial media yang mengungkapkan respek dan kebanggaanya pada Rossi malukan meme pada Jorge dan Mark. Rossi benar-benar meledakan senyuman pada penggemarnya. Ia berhasil mengakhiri lap balapan dengan harga diri yang gemilang. Sekali lagi, bravo VR-46 !  

Andaikan Lorenzo menang dengan posisi start di tiga atau 4 besar bersama Rossi, dan andaikan Pedrosa dan Markquez, serius meninggalkan Lorenzo di lap-lap terakhir, Lalu Loronzo pun enggan dan berpacu meraih kemenangannya, pasti itu kemenagan yang baik buat Lorenzo. Tapi ternyata?        

Di sela-sela ramainya laman sosial media tentang suka cita para fans Rossi, demikianpun Lorenzo yang di-meme pengguna sosmed seantero dunia, muncul dan ramai juga laman sosmed [terutama link di facebook] tentang Ahok dan Sampah.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline