Lihat ke Halaman Asli

RUANG AMATIR ✅

Seorang Mahasiswa Amatir di Yogyakarta

Perihal Lara yang Harus Disudahi

Diperbarui: 2 Juli 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber pict : HelloSehat

Hallo sobat literasi, perkenalkan aku adalah amatiran yang pernah bertemu dengan lara, iya lara hati. Aku mengerti, mungkin kalian yang mampir kesini adalah kalian yang pernah merasakan lara, atau sedang merasakan lara, atau mungkin kalian yang masih terpikat denganya sampai saat ini. Tenang ya, nggak hanya kalian kok yang mengalaminya, banyak orang yang mengalaminya, mungkin di sekeliling kalian juga ada yang mengalaminya.

Pernah nggak, kalian berfikir hidup itu bisa seterusnya bahagia tanpa ada lara, berimbang dengan kebahagiaan yang terus datang. Tapi sederhanya begini, coba kalian ingat lagunya Banda Neira yang berjudul "Yang Patah Tumbuh". 

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna , yang terus berulang suatu saat henti, yang pernah jatuh kan berdiri lagi.

Lirik lagu ini sesuai dengan realita, yang mana tak semuanya itu bahagia, harus ada patah agar kita bisa berusaha untuk tumbuh, harus ada hilang agar kita bisa mencari pengganti, harus ada hancur agar kita bisa terobati, harus ada sia-sia agar kita bisa mencari makna, harus ada kejadian yang terus berulang agar kita bisa menghentikannya, dan harus ada jatuh agar kita bisa berusaha untuk berdiri lagi.

Sumber pict : CNN Indonesia

Pada akhirnya kita harus bersiap untuk menerima lara suatu saat nanti, mungkin besuk kita sudah harus bersiap. Karena hidup akan terus berjalan, apa iya kita akan terus bersedih meratapi masa lalu yang sudah berlalu, dan akan terus berlalu?

Pilihan ada pada kita, mau bagaimana kita selanjutnya, apakah akan terus meratap pada lara, atau lekas bangkit untuk menjalani kehidupan dengan optimis, meraih apa yang belum sempat kita raih, berjuang mengembalikan hasil dari waktu yang kita sia-siakan. 

Mulai menikmati indahnya dunia yang tidak sesempit memikirkan lara. Mari lekas pulih bersamaku, tidur nyenyak bersamaku. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, dimanapun kita, dalam keadaan apapun kita. Karena hanya kepada-Nya jiwa raga kita berharap dan kembali. 

Sudahi sedihmu, lekas tersenyum bersamaku :)

Sumber pict : Depositphotos

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline