Lihat ke Halaman Asli

yakobus s m

Wisata Lestari Owner

Manatap Kedepan, Nagekeo sebagai Tanah Perjanjian Baru

Diperbarui: 5 April 2023   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Air begitu berharga bagi kehidupan masyarakat NTT. Selayang pandang pada tahun 200an awal kita mendengar dan menonton iklan program air oleh sebuah perusahaan multinasional. Iklan yang diperankan oleh seorang bocah kecil berambut keriting dari wilayah di NTT. "Sekarang, sumber air su (sudah) dekat karena mudah ambil air, katong (kita orang/kami) bisa hidup sehat...."

Wilayah dengan curah hujan terendah di Indonesia ini, oleh petani di NTT seakan tak ingin airnya mengalir sampai jauh ke laut. Memang, di musim penghujan air mengalir sampai jauh serta volume air berlimpah dan  terkadang banjir. Namun, di musim kemarau debit air mengecil dan mengering. Daerah yang memiliki tingkat kemarau terpanjang di Indonesia ini, tak rela membiarkan air sungai terbuang kelaut.

Nagekeo yang sebelumnya berada di wilayah Bajawa, mulai berdiri sendiri tahun 2007. Masih tergolong muda, namun sebagai bagian dari wilayah NTT, Nagekeo berkembang dengan pertumbuhan ekoomi yang hampir sama dengan wilayah lainnya.   Dalam enam dekade NTT,  pertumbuhan ekonomi NTT naik perlahan, hal ini juga digambarkan dengan kabupaten kota lainnya termasuk nagekeo. Kenaikan PAD NTT hampir datar.

NTT memiliki gini ratio 3,36  dan angka stunting yang tinggi dengan jumlah penduduk miskin sekitar 20 % dari total penduduk sekitar 5,3 juta. Dari sekitar satu juta tersebut hampir Dengan mayoritas masyarakat adalah petani dan peternak, pengerak ekonomi pertanian dan peternakan menjadi pendokrak utama untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan variable pertumbuhan ekonomi.

Data BPS menunjukan, persentase penduduk miskin Nagekeo sebesar 11,76 persen. Terendah kedua  setelah kota Kupang sebesar 9,23 persen. Namun, secara kuantitatif, Nagekeo memiliki jumlah penduduk miskin terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di NTT. Jumlah penduduk miskin terendah, namun angka ini tidak berbanding lurus dengan Pendapatan asli daerah dan pendapatan perkapita.  Jika dibandingkan dengan pendapat perkapita wilayah di Jawa Tengah 3.2 juta perbulan dan  nasional 5,2 juta perbulan, Nagekeo 2,2 juta perbulan.  Belum cukup tinggi untuk mengurangi angka stunting.

Namun, Kedepan Nagekeo memiliki harapan baru. Nagekeo dapat menjadi  "Tanah Perjanjian Baru" untuk wilayah Flores. Adanya kebijakan Jokowi membangun 65 bendungan sampai saat ini. Diantaranya membangun 9 bendungan di NTT, termasuk bendungan Lambo di Nagekeo. Kebijakan ini sangat memperhatikan permasalahan wilayah Nusa Tenggara Timur. Permasalahan kekeringan dan minimnya kesempatan kerja.  

Dengan lama waktu sinar matahari yang lebih banyak dan adanya peluang pasokan air dari Bendungan Lambo, Nagekeo  menjadi peluang investai baru yang menjanjikan.  Khususnya di sektor pertanian dan peternakan. Nagekeo yang semula menjadi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, kedepan akan semakin terwujud.

Dari informasi di situs kementrian PUPR, Bendungan Mbay/Lambo ini membutuhkan lahan sekitar 592 Ha dengan kapasitas 51,74 Juta M3 Bendungan ini akan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.898,6 Ha, selain itu penyediaan air baku 205 lt/dt, dan pengendalian banjir dengan debit 283,33 M3/dt pada daerah hilir bendungan di Kec. Aesesa Kab. Nagekeo. Area terdampak meliputi Desa Rendubutowe Kec. Aesesa Selatan, Desa Labulewa Kec. Aesesa dan Desa Ulupulu Kecamatan Nangaroro.

Dengan memperhatikan kondisi global dan luasan yang akan mendapat manfaat irigasi, Nagekeo dapat menjadi wilayah pengembangan pertanian dan peternakan skala industri.  Untuk menarik minat investasi besar, diperlukan upaya-upaya persiapan seperti  infrastruktur yang memadai. Listrik, air, pelabuhan dan bandara serta tatakelola perinjinan dan serta iklim investasi yang kondisif. Semua hal tersebut hampir terpenuhi.

Iklim investasi yang kondusif menjadi peran semua stakeholder. Fungsi pemerintah menjadi fasilitator untuk menjaring aspirasi stakeholder dan memformulasikan dengan tujuan besar untuk menciptakan masyarakat Nagekeo sesuai dengan cita-cita kemerdekaan. Termasuk juga agar tidak terjadi konflik kepentingan diantara pemangku kepentingan yang dapat menghambat kepercayaan investor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline