-Segera Batalkan Penerapan Putuskan Tarif Baru Kawasan Taman Nasional Komodo -
Konsep pembangunan berkelanjutan berlandaskan 5 aspek utama, people, planet, prosperity, peace dan partnership. Kawasan Taman Nasional Komodo memiliki nilai konservasi tinggi terkait satwa, perairan dan bentang alam. Kawasan Wisata Taman Nasional Komodo menjadi sumber kekayaan alam baru yang bernilai komersial tinggi. Kawasan ini tumbuh berkembang bersama masyarakat Manggarai Barat yang multi etnis.
Selain terkenal dengan The Dragon atau Komodonya, masyarakat Manggarai Barat memiliki sifat kesederhanaan dan budaya belarasa yang tinggi. Hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.
Budaya belarasa yang tinggi menjadi penopang utama dalam mengatasi tantangan dan permasalahan bidang pariwisata.
Akhir-akhir ini, perkembangan infrastruktur dan sarana prasarana sangat pesat. Destinasi wisata super prioritas ini telah mengubah wajah kawasan wisatanya. Bandara, pelabuhan, jalan dan trotoar, sumber energy listrik, sarana air bersih, halaman muka area pesisir pantai dan kawasan marina labuan bajo, bukit Waringin, Gua Batu Cermin serta pengembangan aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
Di akhir Juli ini, perhatian dunia kembali menyoroti Destinasi Wisata Labuan Bajo. Dengan menpertimbangkan aspek konservasi, tarif masuk Taman Nasional Komodo dikenakan biaya 3,75 juta. Banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan adanya ketetapan ini.
Ditetapkan tanggal 29 Juli 2022, secara bersamaan dengan Program Wildlife Komodo di Labuan Bajo. Terjadi aksi penolakan melalui demo dan pernyataan sikap masyarakat pariwisata.
Para pelaku pariwisata secara langsung terdampak oleh kebijakan ini. Pemangku kepentingan sektor pariwisata seperti asosiasi pariwisata, perhotelan, tenaga pariwisata, transportasi darat dan laut, sektor jasa pariwisata dan masyarakat menolak kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo.
Namun, sangat disayangkan peran pemerintah daerah dan perwakilan rakyat seakan menutup kuping. Pemerintah dan wakil rakyat yang seharusnya menjadi saluran aspirasi ini. Lalu kemana lagi suara rakyat disalurkan ?
Melihat lebih dalam permasalahan ini dalam 5 aspek.
1. Aspek Konservasi