Lihat ke Halaman Asli

yahyasavero

Universitas Jember

Relevansi Inequality of Access, Inequality of Quality dan Kurangnya Relevansi Pendidikan Tinggi dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 25 November 2024   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global. Namun, meskipun Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam sektor pendidikan, masih terdapat sejumlah masalah besar yang menghambat perkembangan pendidikan tinggi di tanah air. Di antaranya adalah inequality of access (ketimpangan akses pendidikan tinggi), inequality of quality (ketimpangan dalam hal kualitas pendidikan), dan kurangnya relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja. Ketiga isu ini saling berkaitan dan menjadi tantangan utama dalam mewujudkan sistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif, berkualitas, dan relevan dengan perkembangan zaman.

Inequality of Access: Ketimpangan Akses Pendidikan Tinggi

Salah satu masalah paling mendasar dalam pendidikan tinggi di Indonesia adalah ketimpangan akses yang sangat mencolok antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara berbagai lapisan sosial ekonomi masyarakat. Meskipun jumlah perguruan tinggi di Indonesia cukup banyak, distribusi pendidikan tinggi ini masih sangat terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal ini mengakibatkan akses yang terbatas bagi siswa dari daerah pedesaan, terutama yang tinggal di wilayah Indonesia Timur, untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Beberapa faktor yang berkontribusi pada ketimpangan akses ini antara lain:

  1. Keterbatasan Infrastruktur
    Banyak daerah di Indonesia yang masih kekurangan fasilitas pendidikan tinggi yang memadai. Hal ini menyebabkan calon mahasiswa dari daerah-daerah terpencil harus menempuh perjalanan jauh ke kota besar untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Biaya yang diperlukan untuk tinggal di kota besar juga menjadi penghalang bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

  2. Keterbatasan Beasiswa dan Bantuan Pendidikan
    Meskipun pemerintah telah menyediakan beberapa program beasiswa untuk membantu siswa yang kurang mampu, jumlahnya masih terbatas dan belum mencakup seluruh calon mahasiswa yang membutuhkan. Ini memperburuk ketimpangan akses, terutama bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu secara finansial untuk membayar biaya kuliah dan biaya hidup di kota besar.

  3. Keterbatasan Pilihan Program Studi
    Di banyak daerah, jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta masih terbatas, dan pilihan program studi yang tersedia pun tidak sevariatif di kota besar. Hal ini membuat calon mahasiswa di daerah tertentu kesulitan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang yang mereka minati.

Inequality of Quality: Ketimpangan Kualitas Pendidikan Tinggi

Ketimpangan dalam kualitas pendidikan tinggi juga menjadi masalah besar yang perlu segera diatasi. Meskipun Indonesia memiliki berbagai perguruan tinggi, kualitas pendidikan yang diberikan oleh setiap perguruan tinggi sangat bervariasi. Beberapa universitas di Indonesia memiliki reputasi yang sangat baik, baik di tingkat nasional maupun internasional, namun banyak juga yang masih tertinggal dalam hal kualitas pengajaran, fasilitas, dan penelitian.

Beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia adalah:

  1. Kualitas Pengajaran dan Dosen
    Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang kekurangan dosen berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, masih banyak pengajaran yang mengandalkan metode konvensional, seperti ceramah, tanpa memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan praktis yang diperlukan di dunia kerja. Program pelatihan dan pengembangan profesional untuk dosen juga masih terbatas, sehingga kualitas pengajaran di beberapa perguruan tinggi kurang optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline