Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Para Juara

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“School of Winner,” begitulah slogan yang tepajang jelas dipapan jalan ketika ingin memasuki gapura SMA Plus Muthahari. Sebuah sekolah menengah tingkat atas yang terletak dikota Bandung ini memiliki gaya khas pendidikan yang modern. Prof.Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc atau yang kita kenal dengan panggilan akrabnya Kang Jalal ini membuat sekolah dengan perpaduan antara agama dengan IT (Iptek).

Perpaduan agama dengan IT yang tercampur dalam satu system pendidikan di SMA Plus Muthahari ini menjadi sorotan beberapa orang dari sabang sampe marauke. Ketika saya sekolah dulu di sekolah ini, teman-teman saya ada yang berasal dari Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, bahkan ada yang berasal dari Makassar, yaitu saya sendiri.

Dalam sekolah ini, hari rabu adalah hari ekstrakurikuler bagi para siswa, sehingga biasa kami sebut dengan X-Day. Agenda yang dilaksanakan hari itu dimulai dari belajar Agama, Seni, Bahasa serta Olahraga. Dalam agenda yang pertama, yaitu agama, para siswa dapat memilih minat dan bakatnya. Karena dalam agenda agama pun terdapat banyak pilihan, seperti mempelajari Qari’ atau membaca Al-Qur’an, Bahasa arab, serta Iqra bagi siswa yang belum mempunyai dasar sama sekali tentang membaca Al-Qur'an. Begitu juga dalam agenda seni, ada pilihan yang dapat dipilih oleh para siswa yaitu, seni musik, seni rupa dan seni tari. Seni musik pun terdapat pilihan lagi seperti, gitar, perkusi, padusserta angklung. Kalau dalam bahasa, ada bahasa jerman, prancis, jepang dan juga bahasa korea.

Jadi para siswa disini, dapat memilih semua agenda sesuai minat dan bakat yang mereka punya. Belum sampe disini, dalam perpaduan antara agamadengan IT dalam sekolah ini. Selain pelajaran agama yang dipelajari dalam program X-day diatas, dalam setiap semesterterdapat program 1 minggu khusus untuk belajar agama. Mulai dari fiqih, aqidah sampai sejarah islam.

Akhlak dan kedisiplinan menjadi prioritas utama disekolah ini. Terutama kepada murid perempuan, akhlaknya betul-betul harus dijaga. Contohnya, kaum akhwat diwajibkan memakai jilbab, tidak boleh bersentuhan secara sengaja kepada mereka yang bukan muhrim, serta harus menjaga tutur kata dan sikap. Tetapi bagi murid laki-laki tidak kalah ketat juga. Ada larangan untuk tidak boleh merokok bagi murid laki-laki.Sehingga saya pun sangat susah untuk mencuri kesempatan ketika ingin merokok.

Kedisiplinan disekolah ini juga bagus, sekolah ini berusaha menghilangkan gossip bahwa jam karet adalah budaya Indonesia, walaupun terkadang masih gagal. Serta para siswa juga dididik untuk menerima konsekuensi dari aturan yang berlaku. Bila ada siswa yang terlambat lima menit, mendapatkan hukuman push-up sebanyak 10x. Semakin terlambat, semakin banyak pula jumlah pus-up yang mereka harus terima. Kalau sudah melebihi 20 menit keatas, siswa tidak segan-segan untuk diusir oleh guru piket, dan tidak boleh mengikuti agenda pelajaran hari ini. Begitulah kira-kira gambaran kedisiplinan dalam sekolah para juara tersebut.

Kemudian kita masuk kedalam program IT (Iptek) yang diterapkan dalam sekolah ini. Para siswa yang naik kelas XI (kelas 2), harus lulus test mavis beacon atau test mengetik sepuluh jari. Jadi sudah bisa dipastkan bagi siswa kelas XI dan XII, mereka semua pasti sudah lancar mengetiksepuluh jari. Tidak sampai disitu, ketika berada ditahap kelas XI, para siswa diajarkan tentang program-program internal dari computer, karena program-program dasar pada computer sudah diajarkan ketika dikelas X dulu. Dan untuk lulus dari sekolah ini, para siswaharus bisa membuat website. Lalu, para siswa diberi sebuah project untuk membuatkan website kepada perusahaan-perusahaan yang belum mempunyai halaman website sebagai ujian praktikdari pelajaran TIK.

Ada lagi program yang sangat menarik pada sekolah ini, yaitu Spritual Camping (SC) dan Spritual Work Camping (SWC). Pada program SC, para siswa diajak untuk menikmati serta berdiskusi dengan alam bebas disalah satu pegunungan yang terletak di Jawa Barat. Kalau dalam program SWC, siswa-siswi disini diajak kedaerah yang prioritas penduduknya dibawah rata-rata, atau dalam bahsa kasarnya orang-orang miskin.

Para siswa diajak untuk membaur dan tinggal bersama penduduk setempat. Jadi mau tidak mau, para siswa harus mengikuti keseharian yang dilakukan oleh penduduk setempat. Seperti saya, yang saya lakukan ketika berada dirumah penduduk itu pergi kesawah, karena kebetulan penduduk yang saya temani tinggal itu berprofesi sebagai petani. Sehingga saya rasakan yang namanyamencangkul itu seperti apa beratnya. Sungguh pelajaran yang sangat berkesan bagi saya.

Tujuannya, agar kita merasakan bagaimana kehidupan saudara-saudara kita yang kurang berkecukupan itu. Sehingga para siswa akan tumbuh sebagai manusia yang peka terhadap sesama. Untuk lebih jelasnya silahkan kunjuni website resmi SMA Plus Muthahari, di http://smuth.net/

Jasa-jasa serta pengalaman yangsaya dapatkan di sekolah ini begitu besar, sehingga saya tidak akan pernah bisa untuk membalasnya, termasuk tulisan ini sekalipun. Dengan harapan yang sangat besar, semoga para pembaca tertarik untuk menyekolahkan anak, keponakan atau siapa saja di sekolah para juara ini. Karena saya pun demikian, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri, bila Tuhan mengizinkan, ketika sang buah hati telah lahir dan umurnya sudah beranjak untuk menempuh pendidikan tingat menengah, saya akan menyekolahkannya disini. Agar anak saya nanti, dapat tumbuh sebagai manusia yang berakhlak mulia serta memiliki ilmu pengetahuan teknologi yang tinggi sebagai tuntutan zaman.

Semoga bermanfaat,

Salam Anak bangsa dari Makassar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline