Lihat ke Halaman Asli

Yahya Alfina

Mahasiswa

Momok Media Sosial: Menanggulangi Cyberbullying

Diperbarui: 12 Juni 2024   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, membuat semua orang bisa mengakses media sosial dengan cepat. Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh banyak orang, memberikan platform untuk berbagai informasi. Berbagai media sosial yang banyak di ikuti oleh masyarakat WhatsApp, instagram, twitter, tiktok, dan lain sebagainya. Pada teknologi informasi juga bisa membawa dampak yang negatif dan dampak positif.

Yang dimana banyak nya kemajuan saat ini memberikan peran besar dalam kehidupan. Salah satu dampak negatif dari teknologi saat ini adalah adanya cyberbullying, ini merupakan bentuk pelecehan atau mengintimidasi seseorang yang terjadi dalan lingkungan digital, yang seperti media sosial maupun pesant teks. Cyberbullying yang dimana individu atau kelompok menyebarkan pesan-pesan yang merendahkan, mengolok-olok, menghina, atau mengancam orang lain secara online. Beberapa jenis cyberbullying yaitu flamming, cyberstalking, harassment, impersonation, denigration, outing dan trickery.

UNICEF menemukan bahwa lebih dari 70 persen remaja di seluruh dunia menjadi korban kekerasan online, penindasan dunia maya dan pelecehan digital. "Diperlukan tindakan bersama untuk mengatasi dan mencegah bentuk kekerasan ini," kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore pada kesempatan Hari Internet yang Lebih Aman. Data yang dikeluarkan oleh UNESCO mengatakan bahwa proporsi anak-anak dan remaja yang terkena dampak cyberbullying berkisar dari 5 persen hingga 21 persen, dengan anak perempuan yang berisiko lebih tinggi daripada anak laki-laki. Oleh artikel Nani Afrida (06/02/2019).

Cyberbullying telah menjadi momok yang menakutkan di media sosial saat ini, apalagi fenomena ini menciptakan ketidaknyamanan dan ketidakamanan bagi pengguna internet, yang terutama pada anak-anak dan remaja, sering kali menjadi sasaran tindak kekerasan atau pelecehan verbal yang psikologi di dunia maya. Adanya faktor yang menyebabkan cyberbullying adalah keluarga dan pola asuh orang tua, sekolah, teman, pengguna internet dan media sosial, dan pengalaman kekerasan.

Maraknya orang berkomentar yang tidak baik pada kolom komentar, berkomentar tentang fisik, pakaian, dan lain sebagainya. Cyberbullying dapat menjangkau korban dimana saja dan kapan saja. Yang dimana pelaku tersebut bisa melakukan kebebasan nya untuk melakukan pelecehan dan intimidasi yang dilakukanya tanpa merasa bersalah atau tanpa merasa tanggung jawab atas perbuatannya tersebut.

Dalam kanal berita sindonews.com oleh annastasya ryzkia pada sabtu (11/03/2023). Artis yang pernah terkena cyberbullying, para artis diserang netizen dan mendapatkan komentar yang tidak pantas karena bebagai alesan, artis kesha ratuliu salah satunya yaitu soal bentuk badan yang terlalu gemuk, karena selepas melahirkan membuat dirinya mengalami cyberbullying.

Dampak dari cyberbullying adanya rasa malu dan kurangnya percaya diri membuatnya menarik diri dari lingkungan pergaulan dan merasa rendah diri. Serta mengalami depresi, kecemasan berlebih, bahkan adanya pikiran bunuh diri, ini merupakan konsekuensi serius adanya tindakan-tindakan kekerasan atau pelecehan dari dunia maya.

Untuk mengatasi momok cyberbullying, diperlukan adanya upaya bersama dari semua pihak yang terlibat. Platform media sosial perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan kebijakan terhadap pelecehan dari dunia maya. adanya pembatasan dalam menggunakan media soisial, membatasi komentar yang tidak penting, memberikan afirmasi yang positif bagi diri sendiri, dan mengambil tindakan hukum. Adanya pengetahuan dan pendidikan tentang kesadaran digital dan keterampilan sosial yang menjadi bagian integral, sehingga membantu individu mengenali adanya tanda-tanda cyberbullying dan menanggapi dengan cara yang positif.

Sehingga lebih waspada dan hati-hati dalam bermain sosial media, serta berhati hati dengan siapa kita berinteraksi dan bagaimana kita mengekpresikan  diri. Bahwasanya kita tidak tahu siapa yang suka dan tidak suka atas kehidupan seseorang, dan penting bagi kita untuk mempertimbangkan dampak dari apa yang kita bagikan secara online melalui media sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline