Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Kerja 5.0

Diperbarui: 18 Mei 2020   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: Sukoharjonews.com

Jepang sebagai salah satu negara maju di Asia menjadi awal pencipta gagasan berupa society 5.0. Maksut dari gagasan yang dikemukakan oleh perdana menteri jepang pada agenda tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 pada 23 Januari adalah Jepang akan menciptakan sebuah masyarakat yang terintegrasi dengan dunia maya dan juga fisik. 

Adapun bentuk-bentuk berupa alat yang dapat menunjang kebutuhan manusia pada era ini berupa: drone, AI (Artificial Intelegence) yang dapat dimanfaatkan pada kehidupan sehari-hari dan juga penggunaan robot. Maksut dari penggunaan alat-alat tersebut adalah demi meningkatkan kerja serta manajemen dalam berbagai bidang secara cerdas.

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sifatnya formal dan non-formal yang memiliki tujuan yaitu memberi pengajaran dan bimbingan serta pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pengajar yang akan menghasilkan output berupa orang-orang yang professional pada bidangnya. 

Sekolah formal yaitu lembaga pendidikan yang dirancang khusus oleh negara dengan tata cara, tata kelola yang telah disepakati oleh kedua pihak yaitu pendidik dan pelajar, dan jika akan ada pergantian atau pembaharuan harus melalui alur-alur yang telah disepakati juga. 

Pendidikan yang diajarkan berupa akademik dan non-akademik serta bertingkat dan berjenjang seperti SD, SMP, SMA. Sedangkan sekolah non-formal adalah jalur pendidikan di luar sekolah formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang pula. 

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Sekolah kerja adalah sekolah informal yang didirikan dengan tujuan menciptakan pekerja yang unggul. Sekolah kerja adalah program yang digadang-gadang pemerintah sebagai solusi penyelesaian permasalahan ekonomi yang masih sering terjadi di Indonesia. 

Namun dengan berbagai alasan, masyarakat masih saja menuaikan protes kepada pemerintah. Menurut masyarakat masih banyak permasalahan yang belum dituntaskan. Bahkan malah muncul masalah-masalah baru yang lambat laun tak kunjung diselesaikan.

Permasalahan tersebut berupa tunjangan pejabat pemerintahan yang makin "beragam", kemudian tingkat UMR yang rendah, dan juga masih banyaknya kasus kemiskinan hingga kelaparan di Indonesia. 

Disini Saya mengapresiasi beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menunjang kehidupan masyarakat seperti pemberian bantuan kesehatan, makanan, hingga tempat tinggal. namun semua itu gagal dengan alasan "salah sasaran". Salah sasaran tersebut seperti banyak sekali pihak-pihak nakal yang tidak bisa membantu memuluskan pengedaran bantuan tersebut.

Selain itu, masyarakat Indonesia sendiri yang "tidak bisa dibantu" yang biasanya lebih suka menerima bantuan daripada bekerja demi membantu dirinya sendiri dan keluarganya atau bisa disebut ketergantungan dengan bantuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline