Kehadiran virus corona tidak mungkin dielakkan atau tidak mungkin dihindarkan dampaknya, tetapi yang mungkin dilakukan ialah berusaha mencari alat lindung. Alat lindung yang dimaksud, bukan masker yang sedang naik daun harganya saat ini di Indonesia.
Yang dimaksud ialah alat lindung harta (hedging) agar nilainya tidak semakin anjlok sejalan dengan anjloknya harga aset di pasar modal, khususnya harga saham.
Investor global, kelihatannya menggunakan emas sebagai alternatif sarana lindung nilai investasi. Pada Tabel yang diperoleh dari Bloomberg melaporkan bahwa harga emas dunia kembali sama dengan pada kondisi pada tahun 2012 yang lalu yang keadaan pasar modal saat itu terpuruk sebagai dampak dari krisis pasar properti yang masih dalam proses pemulihan sejak tahun 2008.
Pengalaman ketika terjadi krisis keuangan dan krisis pasar properti pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, pada investor global menggunakan emas sebagai sarana lindung nilai investasi, menjual saham dan membeli emas sebagai sarana lindung, pada gilirannya harga emas naik karena permintaan bertambah. Ketika kondisi pasae saham kembali semarak (recovery), maka harga emas kembali turun pada keadaan semula.
Ketakutan pada investor saham akan terjadi penurunan harga saham dalam jangka panjang ke depan, sebagaimana yang dilaporkan Bloomberg (lihat Gambar Coronavirus impact on stock market), harga saham di perdagangan berjangka enam bulan ke depan (futures market price) lebih rendah dibandingkan dengan di pasar reguler saat ini (spot market).
Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa masih belum cerah prospek masa depan dalam jangka waktu enam bulan ke depan, khususnya ketidakpastian kapan cerahnya solusi wabah virus corona.
Biasanya, harga saham di spot market adalah nilai kini dari future value di future market. Semakin cerah kondisi ekonomi bila semua kendala teratasi ke depan, maka tercermin pada harga saham di spot market.
Ketakutan pada pasar modal global, sebagai dampak dari virus corona, OECD juga melaporkan (lihat Gambar) bahwa perkiraan angka pertumbuhan ekonomi negara-negara yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan, dan diperkirakan akan ada peluang terjadi penurunan pada tahun 2021 bila belum mampu dituntaskan wabah virus corona pada sisa tahun 2020.
Ringkasan tulisan singkat ini adalah indiktor emas yang semakin naik menunjukkan bahwa ancaman (risiko) pasar modal sebagai dampak dari virus corona semakin besar.
Semakin besar risiko ditandai dengan cenderung lebih kecil harga di pasar future dibandingkan dengan di spot market di pasar saham, dan juga penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi negara-negara yang menjadi penentu kinerja pertumbuhan ekonomi dunia.
Dengan demikian, masalah virus corona tidak hanya menghilangkan nyawa manusia, tetapi juga menganggu kegiatan ekonomi, bahwa bila tanpa solusi dalam jangka panjang, sangat besar peluang menghancurkan sendi-sendi ekonomi secara keseluruhan.