Lihat ke Halaman Asli

Edison Hulu

Ekonomi dan Keuangan

Fenomena Bermunculan Kerajaan Palsu tetapi Nyata Ada!

Diperbarui: 2 Februari 2020   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekalipun hanya dipandang hanya sebuah cara menipu untuk mencari uang, tetapi para pelaku yang mendirikan kerajaan palsu ternyata mereka dinyatakan normal atau sehat atau waras.

Kerajaan palsu beberapa muncul di jawa dan Kalimantan, dan mungkin diperkirakan akan muncul pulau pulau lainnya di Indonesia.

Tetapi, salah satu yang perlu dicermati ialah ada pengikut dalam jumlah yang tidak sedikit. Kemudian, tujuan pengikut ialah memperoleh jabatan agar terhormat dan hidup makmur, sekalipun mereka bayar untuk menjadi pengikut.

Kemudian, para pendiri kerajaan palsu berhasil meyakinkan para pengikutnya dengan harapan bila bergabung dalam kerajaan palsu dijanjikan akan kepastian mendapatkan kemakmuran, sekalipun belum tentu pasti.

Salah satu karakteristik bila rakyat percaya atas janji palsu untuk mendapatkan kemakmuran yang ditawarkan pihak tertentu, karena mungkin kurang perhatian negara (pemerintah) kepada rakyat.

Kalau seandainya perhatian negara sangat care (sangat peduli) terhadap rakyat, sulit bagi siapapun untuk bersaing dalam menjanjikan kemakmuran bagi rakyat.  

Semoga apa yang telah dituangkan dalam UUD-45, antara lain, seperti,  (a) fakir miskin dipelihara negara, (b)  bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat, hal ini sangat penting direalisasikan menjadi kenyataan.  Dengan landasan yang kokoh ini, negara diberi kekuasaaan satu-satunya dalam negara NKRI untuk memakmurkan rakyat, tidak ada kekuatan lain selain negara.

Semoga negara menjadi kuat dalam menguasai dan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat melalui program nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline