Lihat ke Halaman Asli

Edison Hulu

Ekonomi dan Keuangan

Belum Ada Sinyal Nilai Tukar Rupiah Tidak Aman, Kecuali...

Diperbarui: 21 Desember 2015   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - nilai tukar rupiah terhadap dolar (Shutterstock)

Beberapa prediksi internasional yang diberitakan di media publik, yang menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah pada tahun 2016 diprediksi akan mencapai Rp 15,300 per dollar AS, atau ada juga yang menyebut angka 6,2 persen nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS.  Alasan pelemahan nilai tukar rupiah, antara lain, (a) harga komoditas belum membaik, (b) nilai devisa cenderung turun dibandingkan dengan menaik, dan (c) kinerja pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 masih belum membaik dibandingkan dengan yang diperkirakan selama ini, baik perkiraan pemerintah maupun perkiraan swasta.

Tidak salah perkiraan-perkiraan internasional tersebut, tetapi dalam uraian berikut ini akan dijelaskan beberapa unsur ketidaklengkapan cakupan analisis dilihat dari beberapa aspek.

Pertama, masih absen dalam analisis mengenai sisi impor, bila terpaksa keran impor dimungkinkan ditutup, terpaksa dalam arti untuk kepentingan stabilitas nasional. Hal ini yang luput dari analisis, karena dalam analisis tersebut di atas, impor diandaikan menaik linier, pada sisi ekspor berkurang, pada gilirannya akan meningkat defisit neraca berjalan, sehingga menguras devisa, dan melemah nilai tukar rupiah.  Diperkirakan setengah dari nilai impor saat ini, bisa dikurangi, dan masih bisa berjalan ekonomi, sekalipun memang lamban. Bila keran impor dikurangi 50 persen, nah, banyak negara menjerit, dan tidak banyak yang menghendaki hal tersebut, oleh karena itu, banyak negara yang menghendaki bahwa Indonesia tidak boleh bangkrut atau resesi, karena akan hilang kesempatan profit. Intinya, Indonesia bisa memanfaatkan impor untuk ditekan bila dalam kondisi sulit, dan masih bisa berjalan kegiatan ekonomi dalam negeri.

Kedua, peristiwa terjadinya pelemahan nilai rupiah yang ekstrim, catatan sejarah menunjukkan bahwa, bukan karena faktor ekonomi, tetapi faktor politik dalam negeri yang menganggu jalannya ekonomi. Peristiwa terjadinya pelemahan ekstrim nilai rupiah terhadap dollar AS pada tahun 1998, bukan karena faktor ekonomi semata, tetapi karena faktor politik yang keos, berdampak dalam berbagai aspek. Bila hal ini dijamin tidak terulang lagi, maka kecil kemungkinan terjadi pelemahan nilai rupiah yang ekstrim.  Bila rupiah tembus di atas Rp 15,000 per dollar AS, termasuk ekstrim.

Ketiga, orang-orang kaya Indonesia, dari ulasan publik, diketahui bahwa cenderung lebih banyak mereka yang masih trust kepada Jokowi sebagai presiden, dan masih percaya bahwa bisa membawa pembaharuan dalam berbagai bidang. Trust sangat penting. Nilai kekayaan orang kaya Indonsia di luar negeri, termasuk di Singapura dan Australia, cukup besar, sekalipun masih belum tau berapa jumlahnya.  Modal yang cukup besar tersebut, bisa masuk ke Indonesia seperti balon, bila diperlukan bisa besar, dan bila tidak diperlukan bisa kecil dan kempis, tergantung pada kepercayaan.  Kecuali kalau trust tidak ada lagi, seperti yang terjadi pada tahun 1997/1998 yang lalu, maka berpeluang terjadi nilai tukar rupiah yang melemah secara ekstrim. Kecil kemungkinan terjadi hal seperti itu, karena masih ada trust.

Keempat,  negara Indonesia termasuk masih potensial untuk digarap oleh para investor asing sebagai objek memperoleh imbalan hasil  investasi yang kompetitf.  Hal ini berbeda dengan negara-negara Amerika Latin, seperti Brazil dan Mexico, hampir semua sumber daya ekonomi telah dimanfaatkan atau telah diberdayakan penuh, potensi hasil investasi kurang menggembirakan.  Potensi Indonesia yang masih menganggur masih cukup banyak, baik didarat dan dilaut. 

Kelima, Indonesia dipandang sebagai sahabat negara-negara kuat, bukan musuh, termasuk China yang memiliki potensi cadangan devisa yang cukup besar, demikian juga lembaga-lembaga keuangan  internasional, seperti IMF dan World Bank. Persahabatan ini sangat penting, dalam posisi Indonesia sulit devisa, bisa dijadikan sebagai sumber untuk memperoleh bantuan pinjaman. Posisi persahabatan saat ini, jauh lebih baik dibandingkan dengan pada tahun 1997/1998 yang lalu.

Keenam, situasi pertahanan dan keamanan dalam negeri, dilaporkan dalam kondisi aman dan terkendali. Dalam kondisi yang baik seperti ini, kecil kemungkinan terjadi hal-hal ekstrim yang bisa menganggu keamanan nasional secara keseluruhan seperti yang terjadi pada tahun 1997/1998 yang lalu.

Ringkasnya, kecil kemungkinan terjadi pelemahan ekstrim rupiah terhadap dollar AS dalam satu tahun ke depan, atau sampai akhir tahun 2016 dengan alasan seperti yang telah disampaikan sebanyak enam butir penjelasan. Namun demikian, diharapkan bahwa kebijakan yang telah diumumkan pemerintah akan berhasil, sehingga ikut memperkokoh posisi rupiah pada kondisi stabil seperti keadaan nilai tukar rupiah saat ini, sekitar 13,900 rupiah per dollar AS yang merupakan angka asumsi pemerintah dalam RAPBN 2016 yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline