Lihat ke Halaman Asli

Pemilu Menjadi Ajang Panggung Kekuasaan

Diperbarui: 20 Januari 2024   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dilansir dari cnbc.indonesia perbankan pada tanggal (12/1/24) bahwa Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan adanya aliran dana sebesar Rp 195 miliar dari luar negeri ke 21 rekening bendahara partai politik atau parpol.

Kepala Biro Humas PPAT, Natsir Kongah mengatakan langkah PPATK mengungkap aliran dana luar negeri ke parpol sebagai bentuk kepedulian untuk menjaga demokrasi Tanah Air.

Temuan ini merupakan hasil dari pantauan Tim Khusus PPATK sejak awal tahun 2023 yang dipantau dari aliran International Fund Transfer Instruction Report dari perbankan. 

Dari berita di atas membuat semakin jelas sisi ketidakadilan dan kecurangan yang ditampakkan oleh para calon pengusung masing-masing parpol. Bagaimana tidak ternyata ada aliran dana yang masuk ke kantong mereka. 

Padahal rakyat selama ini selalu percaya dan mendukung setiap arpirasi salah satu dari pendukung mereka. Bahkan mereka rela membela mati-matian demi sang calon presiden sangat miris. 

Bahkan utang luar negeri Indonesia sudah banyak, Sebab tidak ada makan siang gratis apalagi yang memberikan aliran dana dari pihak luar negeri. Alhasil ada asas kemanfaatan yang mereka ingin dapatkan juga agar tidak rugi nantinya. 

Inilah potret buram sistem kapitalisme-sekuler yang nyata menjauhkan dari keadilan,kesejahteraan dan kejujuran. Butuh solusi sejati agar penyakit ini segera hilang. 

Islam adalah obat yang ampuh menyembuhkan berbagai penyakit termasuk masalah ketidakadilan, kesejahteraan dan kejujuran. Sebuah kursi kekuasaan tidak membuat para pemimpin Islam buta dan haus akan hal tersebut. 

Contoh saja Rasulullah SAW yang jelas menjadi uswatun hasanah dan sang revolusioner dalam peradaban Islam yang gemilang, penuh perjuangan, adil, jujur dan amanah. 

Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan dalam Islam yang memiliki payung yakni kedaulatan di tangan hukum syara jadi konsekuensinya akan ditetapkan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. 

Bukan berdasarkan hukum buatan manusia semata yang membuat sengsara dan sesuai pesanan semata. Bahwa pemimpin adalah raa'in (pengurus umat). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline