Lihat ke Halaman Asli

Yafet Ronaldies

Human Mood-an

Dagelan Mahasiswa dalam Politik (Pemilihan) di Kampus Zaman Now!

Diperbarui: 5 Juli 2022   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku coba mulai dengan quotes dari Jeni Karay, beliau bilang gini "Membaca itu ibarat menambang. Semakin dalam, semakin banyak hal berharga yang di dapati".

Jadi harapanku kalian yang baca tulisan ini, bacanya jangan cuman sampai koma, tapi sampai akhir kalimat tanda titik. Plis, gak perlu terlalu tegang dalam membaca tulisanku, karena walaupun judulnya ada kata 'Politik', bahasanya ringan aja dan ada sedikit bumbu-bumbu lucu-lucuannya (Semoga aja nda garing ya :v).

Yaaah... Kalau ngomongin politik pasti gak jauh-jauh dari mahasiswa. Basically, mahasiswa yang pengen ku tuliskan adalah era jaman now atau era milenial on the way akan menuju Gen Z, bahkan udah terjadi si. Perpolitikan dalam kampus jaman now, yang berorientasi kepada mahasiswa, ini terbagi menjadi beberapa macam style/gaya/mood dalam politik mahasiswa. Aku membaginya dalam pandangan objektif pun imajinasi-ku. Nah, mereka-mereka itu seperti;

Pertama, mahasiswa yang apatis atau acuh tak acuh pada isu atau problem apapun, terutama pada politik. Walaupun apatis dengan politik, mahasiswa yang seperti ini ketika sudah menghisap dan menikmati bahkan terjun dalam gairah politik, mereka akan menjadi fanatik terhadap perpolitikkan di kampus. Itu related to seperti yang mereka ikuti atau didukung.

Bahkan lebih ngerinya mereka bisa menjadi root of problem, akan suatu isu atau masalah kecil dalam hollyWings politik kampus. Mereka biasa lebihh pandai dalam menghasut orang lain secara online terlebih dahulu, kemudian memberanikan diri untuk secara ofline. Yaahh, semoga kaum-kaum seperti ini tidak menjadi radikal ekstrim, aaamiin...

Berbeda dengan mahasiswa yang Kedua, yaa ibaratnya kita sebut mereka aktivis (hampir rata-rata). Biasanya mahasiswa seperti ini mempunyai jiwa totalitas bahkan loyalitasnya terhadap suatu politik kampus yang dia topang atau bahkan menjadi pemimpin (minimal pengurus) suatu organisasi atau komunitas. Biasanya tipekal yang kedua ini, mereka tidak terlalu fanatik, akan tetapi mereka mempunyai jiwa untuk mendoktrin para anggotanya menjadi fanatik terhadap suatu politik yang di galakkan oleh organisasi atau komunitas tersebut dalam dunia kampus. Mereka juga sudah punya seperti stempel yang melekat pada diri mereka, kalau dia itu seseorang kental dengan suatu organisasi atau komunitas tersebut, kalau bahasa tingginya itu seperti founding fathernya lah.

Ketiga, ada juga mahasiswa yang versi, bisa bilang indifferent gak terlalu, dibilang kental terhadap jiwa politk kampusnya juga tidak terlalu kentara. Bisa dikatakan mahasiswa yang semi-semi suka politik kampus gitu (karena kebetulan dia kuliah, xixiixi), bisa disebut mereka itu mahasiswa yang netral atau independen bahkan kadang maybe, dilabelin sebagai pengamat. Xixixxiii...

Biasanya tipekal mereks itu plin-plan, tergantung apaa, dengan siapa, bahkan backroundnya seperti apa, dan lain sebagainya. Kendatipun demikian, mereka bisa mempertimbangkan pilihan politik mereka di kampus tanpa interpensi dari siapun. Kadang diam-diam bae, tiba-tiba di luar nalar mereka milih ini. Bukan kategori labil ya, tapi lebih ke si' paling banyak pertimbangan :v. Ibarat kyak pacari cewek cantik, pasti ribet buat nge-jagainnya & support skin carenya... Hihihihiiii. Kira-kira seperti itulah gairah mahasiswa yang ketiga ini, si' paling r i b e t dan suka nyusahin pikirannya sendiri.

Ini yang Keempat, Btw,, ini agak sedikit ekstrim. Ini teristimewa atau terkhusus buat mereka yang lagi pacaran (yg jomblo aku doain moga cepat punya doi, AMIN). Nah, karakter mereka yang lagi fase-fase pacaran ketika dalam eforia politik kampus, biasanya terbagi lagi; pertama, salah satu pihak mendominasi dalam informasi atau wawasan tentang politik di kampus. Ketika salah satu yang donimasi ini, suatu hari ketika ada pemilihan paslon di kampus maka otomastis pihak yang lebih excited, akan mengarahkan untuk memilih atau mengikuti apa yang pihak si' donimasi ini dukung. Kebanyakan, si'paling donimasi rata-rata (hampir 98%) adalah cowok. Jadi, ceweknya cuman ngikuti aja atas arahan cowoknya, ini sih antara cinta atau gak nda mau ribet ya, (basically, cewek itu salah satu makhluk hidup yang anti-ribet buat dirinya sendiri, tapi terkadang sering meribetkan cowoknya).

Kedua, untuk yang 2% nya cewek bisa saja menjadi donimasi atau paling excited dalam perpolitikkan kampus (ini versi sebaliknya), kalau cewek yang menjadi dominasi, fiks cowoknya beg* alias tol*l. Jujurly, penulis yang nulis tulisan ini aja merasa malu banget, ketika ada cowok yang disetir perpolitikkannya karena cinta. C e m e n   l u h

Dan terakhir alias ketiga, ini adalah versi pasangan yang dimana cowok dan cewek tersebut, sama-sama melek dan paham tentang perpolitikkan kampus. Kalau misalkan, pasangan ini satu organisasi dan kemudian organisasi yang mereka naungi sudah jelas arah politiknya, maka pasti fine-fine aja, satu jalan ceritanya. Nah ini berbeda lagi nih ketika, ada satu pasangan yang keduanya memiliki label organisasi yang berbeda, pun arah politik kampusnya juga berbeda. Wahh wahhh, ini agak ribet, wkkww. Apalagi pasangan tersebut sama-sama saling paham dan mendalami perpolitikkan kampus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline