Shalom Aleichem....
Assalamualaikum....
Om Swastyastu.....
Namo Buddhaya...
Salam Kebajikan...
Btw, ucapan salam di atas yang saya letakkan pertama adalah "Shalom Aleichem" menunjukkan bahwa saya beragama Kristen menurut KTP, Akte, Kartu Keluarga dan segala hal atau berkas yang tertulis dimana ada tercantum agamaku disitu. Hehehee... Disini aku akan coba mengutarakan tentang tema yaitu, "Perspektif Kristen Tentang Persoalan Filsafat". Mungkin akan dibahas sedikit didalam sini, tentang apa itu filsafat dan sejarah Kristen.
Kalau ngomongin tentang filsafat maybe tidak terlalu familiar ya, di kalangan masyarakat pada umumnya. Tapi untuk kalangan milenial, wahh filsafat menjadi bahan diskusi waktu di caf, bahkan perkumpulan anak muda terlebih kalangan kaum revoluisoner para mahasiswa. Sebelum menuju isi ke bawahnya, ini sekali lagi hanya soal pandangan pribadiku sebagai anak muda Kristen Protestan, mengenai Si Induk Ilmu 'Filsafat'.
Filsafat dikenal dengan mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan atau bahasa sederhananya mama nya pengetahuan. Kenapa disebut induk/mamanya pengetahuan, dikarenakan lewat filsafat banyak cabang-cabang ilmu dihasilkan.
Jauh dari keinginan untuk mendewakan dan memuliakan filsafat, kehadirannya yang terus-menerus di sepanjang sejarah peradaban manusia sejak kelahirannya sekitar 25 abad yang lalu telah memberikan kesaksian yang menyakinkan tentang betapa pentingnya filsafat bagi manusia.
Secara etimologis, istilah "filsafat", yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa Arab) dan Philosophy (bahasa Inggris), berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata philos dan Sophia, berarti kekasih atau sahabat dan kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga pengetahuan.
Jadi, secara harafiah berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Oleh karena istilah philosophia telah di bahasakan ke bahasa Indonesia menjadi "filsafat", seyogyanya ajektivanya adalah "filsafati" dan bukan "filosofis". Apabila mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan adalah "filsuf" dan bukan "filosof". Kecuali bila digunakan kata "filosofi" dan bukan "filsafat", maka ajektivanya yang tepat adalah "filosofis", sedangkan yang mengacu kepada orangnya adalah "filosof".