Seorang atau sekelompok manusia pasti sangat suka akan kepastian. Di tengah segala keterombangan-ambingan dan ketidakmenentuan, yang dimana kepastian adalah hal yang amat kita dambakan. Kepastian itu adalah jaminan. Namun, kepastian bisa juga dimanipulasi dan dibungkus akan kepentingan perorangan atau kelompok, yang membuat kearifan dari kepastian akan pudar bahkan akan lenyap. Kalau demikian, kepastian lalu menjadi halangan bagi kita untuk terus berkembang. Bahkan kepastian bisa menjadi kebenaran yang tak mau diganggugugat dan dogmatis. Ini yang akan membuat kepastian menjadi kacau dan merusak citra dari kepastian.
1 Tesalonika 1:5a "Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh." Tegambarkan jelas bahwa kepastian yang sangat kokoh atau kepastian yang tidak bisa diruntuhkan ialah kepastian yang diberikan oleh kekuatan Roh Kudus, karena kepastian yang seperti itulah sangat memberikan untuk manusia mendapatkan kepastian yang hakiki. Kendatipun demikian, yang namanya kepastian baiklah kita pergi dan mencari atau menggali kepastian tersebut, jangan sampai kepastian yang kita belum dapat pastikan, menjadi acuan akan hidup kita. Saya mengutip pernyataan Prof. Bismar Siregar beliau mengatakan seperti ini, "Jangan mencari keadilan dalam peraturan perundang-undangan, karena hakekatnya keadilan ada di dalam hati nurani". Bahwa yang namanya keadilan tidak akan pernah lepas dari kepastian, terutama dalam mencapai kepastian hukum yang arif.
Terakhir, menurut saya puncak dari kearifan itu adalah di dalam hati nurani yang dibungkus dengan kekuatan Iman Spiritualitas Kerohanian atau Kepercayaan, agar kepastian yang kokoh dapat dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H