Oleh: Ahmad Zaky dan Syamsul Yakin
Mahasiswa dan Dosen Retorika UIN Jakarta
Ruang lingkup dakwah adalah cakupan materi yang dibahas atau diteliti yang meliputi definisi dakwah, jenis-jenis dakwah, unsur-unsur dakwah seperti da'i, madhu, maddah (materi dakwah), dan media dakwah. Ruang lingkup dakwah juga mencakup sasaaran dakwah, faktor yang memengaruhi keberhasilan dakwah, dan hubungan dakwah dengan ilmu--ilmu lain.
Dakwah berasal dari Bahasa arab dalam bentuk Masdar. Dalam Bahasa Indonesia kata tersebut berarti memanggil dan menyeru. Dapat dipahami bahwa kegiatan dakwah melibatkan manusia didalamnya. Seseorang yang berdakwah biasa disebut da'I dan yang didakwahi disebut mad'u.
Dakwah secara ontologis adalah bentuk komunikasi yang khas di mana seorang da'I menyampaikan pesan-pesan yang bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Sunah yang bertujuan supaya orang yang mendengarkan dapat berbuat amal saleh dan menjauhi hal-hal yang dilarang menurut Al-Qur'an dan Al-Sunah. Epistemologis ilmu dakwah dapat ditemui dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Sumber pengetahuan untuk melaksanakan dakwah dapat menggunakan metode bayani yaitu menjelaskan dengan sumber ayat-ayat Al-Qur'an yang diperjelas lagi oleh ayat lain atau hadits lain. Dakwah secara aksiologis berarti manfaat dari dakwah itu sendiri. Tujuan ilmu dakwah dengan merujuk pada ayat-ayat al-qur'an yang relevan.
Ada tiga bentuk dakwah. Pertama, dakwah bil lisan yang berarti dakwah melalui lisan dan bersifat verbal. Biasanya isinya tentang pokok ajaran islam seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Kedua, dakwah bil hal yang menekankan pada aksi seperti aksi sosial, pendidikan, kesehatan dan aksi-aksi lain. Dakwah bil hal lebih memiliki efek dibanding dakwah bil lisan karena bisa dirasakan langsung oleh mad'u karena dakwah bil hal lebih ke aksi nyata di lapangan tidak seperti dakwah bil lisan yang berupa ceramah atau diskusi saja. Ketiga, dakwah bil Qalam yaitu berdakwah melalui tulisan atau biasa disebut dakwah literasi.
Dakwah memiliki unsur-unsur yang tidak dapat berdiri sendiri. Unsur pertama yaitu da'i. Menjadi da'i harus pandai secara intelektual dan spiritual. Da'i bertujuan mengajak para mad'u untuk berbuat baik dan menjaga diri dari dosa. Maka dari itu Seorang da'i tidak hanya dituntut untuk pandai bicara tapi juga harus jadi role model didepan mad'u. Unsur kedua adalah mad'u atau objek dakwah. Secara sosial, mad'u berasal dari kalangan kelas atas, menengah, dan bawah. Unsur ketiga adalah materi dakwah itu sendiri atau yang biasa disebut maddah. Materi dakwah biasanya berisi tentang akidah, syariah, dan akhlak yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Sunah, dan hadits. Unsur keempat adalah media dakwah yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Unsur kelima adalah metode dakwah yang muncul untuk memilih cara yang ditempuh agar tujuan dakwah sampai kepada mad'u yang beragam. Unsur keenam adalah efek atau pengaruh dakwah yang telah dicapai setelah menyampaikan dakwah dengan beragam teknik, metode atau strategi.
Keberhasilan dakwah meliputi beberapa faktor, seperti penggunaan teknologi, cara pendekatan terhadap mad'u, strategi dan metode dakwah. Dalam konteks praktik dakwah, pengembangan bahasa retorika dakwah sangat diperlukan untuk keberhasilan dakwah. Untuk mengembangkan retorika dakwah mau itu dakwah lisan atau tulisan perlu memperhatikan tiga hal yaitu Bahasa baku, berbasis riset dan data. Dakwah memiliki hubungan atau keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain. Selain memiliki hubungan dengan ilmu retorika, dakwah juga memliki hubungan dengan ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, dan politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H