Lihat ke Halaman Asli

Yadi STP MM

Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 33 Mimpi yang Aneh

Diperbarui: 5 Juni 2022   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Matahari sudah bersinar cukup terik menyinari bumi. Dewi Sekar baru terbangun dari tidurnya. Dia segera bergegas menuju tempat pemandian. Baru saja dia melangkahkan kakinya beberapa meter, tiba-tiba terdengar suara Jaka Someh  menyapa dari arah belakang

" Nyai...baru bangun....?"

Dewi Sekar menoleh ke arah Jaka Someh. Ada perasaan malu menyelimutinya. Dia malu karena ketahuan baru bangun dan masih belum mandi.  Wajahnya jadi memerah. Dia tertunduk malu, dan hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Jaka Someh

"iya...kang...".

Dewi Sekar langsung pergi dengan cepatnya meninggalkan Jaka Someh yang masih berdiri diam sambil memandanginya. Dewi Sekar merasa malu kalau Jaka Someh nantinya memiliki kesan buruk kepadanya 'Sebagai seorang wanita pemalas yang suka bangun siang'. Padahal baru kali itu dia mengalami bangun terlambat.  Biasanya  sebelum  subuh Dewi Sekar sudah bangun untuk berlatih ilmu silatnya.

Jaka Someh merasa heran dengan sikap Dewi Sekar seperti itu. Namun dia memilih untuk tidak memikirkannya lebih jauh.

Selesai mandi, Dewi Sekar langsung menuju kamarnya. Hari itu dia lebih banyak mengurung diri di dalam kamarnya. Hanya sesekali dia mengintip ke arah luar dari celah jendela kamarnya. Tiba-tiba dia melihat Jaka Someh sedang mengobrol dengan seorang lelaki di luar rumah. Rupanya lelaki itu meminta tolong kepada Jaka Someh untuk mengobati anaknya yang sedang sakit.

Memang semenjak Jaka Someh berhasil menyembuhkan penyakit suami Ceu Entin, namanya jadi dikenal oleh seluruh warga kampung. Banyak warga yang meminta tolong kepadanya untuk berobat. Dewi Sekar memperhatikan Jaka Someh secara diam-diam dari bilik jendela kamarnya. Dengan suara yang pelan dia bergumam kepada dirinya sendiri.

"Kang Someh...orangnya baik...suka menolong...penuh perhatian dan tulus...meskipun berpenampilan sederhana tapi saya merasa nyaman dengannya...wajahnya tidak terlalu ganteng...namun  ada sesuatu yang istimewa di dalam dirinya...entahlah...kharismanya sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata...Dia juga seorang yang alim...dan sangat penyabar...saya sebenarnya butuh orang seperti dia untuk membimbing dalam hidup...aduh apakah saya mulai suka kepadanya, ya? Sebagai lelaki...sepertinya dia memang seorang lelaki sejati...bukan saja bersifat penyayang...tapi orangnya juga sangat perhatian...sayangnya dia memang bukan seorang pendekar...padahal kalau melihat dari postur tubuhnya...tubuhnya terlihat kekar dan berotot...apakah Rama bisa menerima keadaan kang Someh...seperti itu...Rama sepertinya sangat berambisi di dalam dunia persilatan...sepertinya beliau kurang bisa menghargai orang yang bukan berasal dari dunia persilatan....". 

Dewi Sekar menghela nafasnya. Hari itu dia lebih banyak mengurung diri di dalam kamar. Jaka Someh sendiri merasa heran dengan sikap Dewi Sekar kepadanya. Akhir-akhir ini Dewi Sekar seakan-akan berusaha untuk menghindar darinya.  Dalam hati Jaka someh bertanya-tanya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline