Lihat ke Halaman Asli

Aria Roby Putra

''Tunjukilah kami ke jalan yang lurus''.

Pentingnya Kejujuran dalam Membentuk Karakter Pribadi yang Berkemajuan

Diperbarui: 29 April 2021   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya kejujuran untuk pembentukan karakter.

Pendidikan karakter akhir-akhir ini telah menjadi suatu hal yang penting dalam dunia pendidikan, hal ini dikarenakan turunnya aspek nilai moral seseorang terhadap satu sama lain. Jika kita lihat akhir-akhir ini telah muncul banyaknya perilaku-perilaku menyimpang yang tentunya sangat merugikan bagi khalayak orang. 

Seperti kriminalitas, ketidakadilan, kekerasan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan tindakan negatif lainnya. Hal tersebut telah menjadi bukti bahwa krisis nilai moral dan karakter pada diri masyarakat telah terjadi. Semangat dan budi pekerti untuk menjadikan bangsa ini maju yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat seakan-akan telah menjadi suatu hal yang terasa asing dan jarang ditemui pada masyarakat saai ini. 

Kondisi ini akan menjadi lebih parah jika pemerintah tidak segera mengupayakan untuk mengadakan program-program pembentukan pendidikan karakter baik yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Sehingga jika hal tersebut segera dilaksanakan maka secara pelan-pelan akan timbul kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik di lingkungan masyarakat. 

Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mendidik pendidikan karakter di  masyarakat, yaitu dengan membina kejujuran. Hal tersebut dapat diharapkan untuk dapat menghindari persoalan moral yang melemah yang menjadi permasalahan saat ini, dan kejujuran menjadi salah satu sifat dan karakter jiwa yang sangat diperlukan, meskipun hal tersebut menjadi langka dan lemah. 

Lemahnya semangat kejujuran dalam berbagai nilai kehidupan dan perilaku pada masyarakat tentunya menjadi salah satu penyebab timbulnya perilaku-perilaku yang manyimpang. 

Dengan membentuk niai kejujuran diharapkan mampu menghasilkan pribadi yang selalu berupaya dan bersemangat dalam meningkatkan akhlak mulia antara satu sama lain dan saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan yaitu dengan mengajak kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar, tentunya pribadi yang demikian juga diharapkan tangguh dalam menghadapi permasalahan, tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat saat ini, sehingga dengan semua hal tersebut akan terbentuk karakter pribadi yang berkemajuan.

Kejujuran

Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa kejujuran adalah berkata yang benar, dalam kata lain yaitu melakukan apa yang dikatakan serta mengatakan apa yang dilakukan.  Dalam konteks Islam jujur disebut shiddiq, dari segi bahasa shiddiq bisa berarti, yang suka pada kebenaran, membuktikan ucapannya dengan perbuatan, berbakti serta selalu mempercayai. Menurut Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya ‘’Ihya Ulumuddin’’. 

Tepatnya dalam sub tema yang berjudul ‘’fi al-Shidqi wa Fadhilatih wa Haqiqatihi’’. Menurutnya, kata jujur dapat diartikan dalam berbagai makna, yaitu jujur dalam perkataan, jujur dalam niat dan kehendak, jujur di dalam azam (niat yang kuat), jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam mengimplementasikan ajaran di dalam agama.

Dengan demikian dapat dipahami, bahwa kejujuran adalah sifat terpuji yang menghasilkan ketulusan hati, dan kesesuaian sikap dalam perkataan dan perbuatan. Seseorang yang memiliki sifat jujur atas perkataannya maka dia akan selalu dapat membuktikan dengan perilakunya, namun sebaliknya jika seseorang tidak memiliki sifat jujur maka perkataannya tidak akan selaras dengan apa yang diperbuatnya.

Kejujuran juga merupakan salah satu dari sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Salah satunya adalah Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw adalah seorang pribadi yang jujur, apa yang dikatakannya selalu benar dan terbukti dalam perbuatannya. 

Nabi Muhammad Saw selalu mengerjakan apa yang telah diucapkannya, dan Nabi Muhammad Saw juga memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa memiliki sifat jujur, karena dengan sifat jujur akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan tersebut akan membawa ke surga, namun sebaliknya Nabi Muhammad Saw juga melarang untuk berkata bohong, karena berkata bohong akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan tersebut akan membawa kepada neraka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline