Lihat ke Halaman Asli

Penelitian Dengan Konsep Citizen Scientist

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Masayarakat (citizen) mempunyai potensi yang dalam pengembangan ilmu pengetahuan (science) dan teknologi (technology). Sementara ini pengembangan iptek diakui dan diklaim sebagai tugas dan kerja dari lembaga akademis seperti perguruan tinggi atau lembaga penelitian yang mensyaratkan jenjang akademis / pendidikan formal tertentu. Hal ini tentukan mengesampingkan potensi masyarakat yang lebih kaya dibandingkan lembaga resmi tersebut.

Kendala utama yang dialami sistem penelitian yang dikembangkan lembaga resmi terletak pada karakter birokratis yang hirarkis. Ini menjadi kendala yang memperlambat pengkajian dari suatu permasalahan, sedangkan permasalahan di segala bidang bergerak dinamis tanpa memperhatikan jenjang-jenjang birokratis.

Dirunut dari asal usul pengembangan iptek, sejarah iptek dikembangkan oleh manusi-manusia mandiri yang melihat permasalahan dunia ini harus dipecahkan secepatnya. Kita lihat dalam sejarah para ilmuwan  di dunia adalah masyarakat peneliti (citizen scientist) yang mandiri membiayai berbagai proyek penelitian.

Ambil contoh Albert Nobel dengan Penghargaan Nobel-nya membiayai berbagai penelitian dari kantong pribadinya. Di akhir hayat, Nobel mendedikasi kekayaannya untuk membiayai Penghargaan Nobel untuk penghargaan bagi banyak  ilmuwan di berbagai bidang di seluruh dunia.

Gagasan citizen scientist bila diaplikasi dapat mendorong pengkayaan dan pengembangan IPTEK di Indonesia. (Jember, 12 November 2013) ...................menghubungi penulis via email: setiyohadi2012@gmail.com atau HP 081232299854 (sms terlebih dahulu).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline