Lihat ke Halaman Asli

Mini Seri : Satir

Diperbarui: 5 April 2016   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Girls, allpix.club"][/caption]

Kumpulan Cerpen "Cinta Di Lorong Gelap"

Mini Seri (Bagian Satu)

Saat-saat seperti ini yang membuatku ceria, dimana aku bisa tertawa dan bercanda bersama teman-teman, dan biasanya tawa itu akan bungkam jika bu Ika, supervisor kami menghampiri. Bu Ika memang killer, super disiplin. Pantes semua anak buahnya jadi mengkeret kalau di datangi. Tapi sebenarnya ia cantik sekali, sayang di usianya yang sudah 34 tahun ia belum menikah.

Seperti biasa kami harus merapikan kembali tumpukan pakaian yang di berantaki oleh pengunjung, apalagi kalau sedang musim promo. Wah..., seharian bisa merapikan tumpukan pakaian tanpa henti. Yah..., beginilah pekerjaan seorang SPG Matahari, mau ngapain lagi.

Hari ini aku masuk pagi, jadi bisa pulang sore. Tidak ada lembur, ok, bisa beristirahat. Sudah tidak sabar rasanya ingin bertemu kasur dan membiarkannya memelukku hingga terlelap. Ingin tidur panjang. Begitu jam kerjaku kelar, aku langsung melarikan diri lebih dulu, karena aku tidak mau Vina membujukku lagi untuk ikut dengannya. Biasa, blind date.Entah kenapa temanku yang satu itu suka sekali berkenalan dengan cowo-cowo lewat dunia maya. Katanya buat pengalaman. Ah, terserah dialah.

Tapi yang benar saja, aku baru saja keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarku. Si Vina sudah berdiri di depan kamar kosku, untungnya ini kos kusus putri, jadi meskipun pergi ke kamar mandi hanya mengenakan handuk atau kimono tidak akan masalah. Tapi aku tak biasa sepeprti itu, kebiasaanku, masuk ke kamar mandi dengan pakaian lengkap maka keluarpun juga berpakaian lengkap. 

Bahkan di kampungpun aku begitu, meski aku tak selalu mengenakan pakaian panjang atau jilbab. Soal style aku justru terkesan semauku. Terkarang hanya mengenakan kaos oblong dengan celana pendek setengah paha. Tapi yang jelas, aku tak bisa tampil hanya mengenakan handuk di depan orang lain, meski orangtuaku sendiri. Tentunya itu berlaku sejak aku masih remaja. Ok, kembali....

"Vina, sedang apa kau di sini?"

"Menunggumu Mel, apalagi. Bagaimana?"

"Apanya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline