"Jadi, sejak kapan kalian punya hubungan di belakangku?"
Ridwan tak langsung menjawab, ia memang berniat memberitahukan Nadine semuanya tapi ia juga bingung mau memulainya dari mana.
"Kenapa kamu diam, aku tidak menyangka....kalau kalian berdua bisa berbuat seperti itu!"
"Tidak sepenuhnya seperti itu!"
Nadine melempar matanya ke kolam, "masih ingin mengelak, aku melihat sendiri kalian selingkuh. Dan kenapa mesti Alisa? Ku pikir....dia benar-benar ingin menjadi temanku!"
"Dia memang temanmu!"
"Jika dia menganggapku sebagai temannya dia tidak akan menusukku!" kesal Nadine memutar kepalanya ke arah Ridwan. "Dan....., aku tidak tahu kalau kamu bisa menari. Apalagi yang aku nggak tahu tentang kamu? Aku pikir....aku sudah sangat mengenalmu, tetapi....sepertinya aku bahkan nggak tahu apa-apa tentang kamu!"
"Nadine, aku bisa menjelaskan semuanya!"
"Memang seharusnya begitu," potongnya.
"Kamu ingat, aku pernah bercerita padamu bahwa dulu aku pernah punya kekasih?" tanya Ridwan, Nadine diam. "Dan aku harus meninggalkannya karena orangtuaku mengirimku ke Oxfort, sebenarnya bukan itu satu-satunya alasan. Orangtuaku mengirimku jauh darinya karena apa yang di lakukannya, dulu hubungan kami memang di restui tapi....setelah peristiwa itu....Ibu bahkan membencinya!" Ridwan menghela nafas dalam, "dan wanita itu....!" Nadine menghela nafas untuk mempersiapkan apa yang akan di dengarnya, "wanita itu.... Alisa!"
"Al-Alisa!"