Lihat ke Halaman Asli

White Rose #8 ; Sepertinya Kita Memang Berjodoh

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jerry duduk di serambi rumahnya seraya membaca buku tapi pikirannya malah melayang kepada Mawar, ekspresi Mawar tadi saat berjabat tangan dengam Ricky sungguh membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Dia menatap Ricky dengan pandangan yang hangat, suka, kagum, tapi setelah berjabat tangan justru ada ketakutan hebat yang menderanya. Ada apa gerangan?


Sikap gadis itu sungguh mengetuk jiwanya, ia melempar buku di tangannya ke atas meja. Membuat teh hangat yang di sajikan oleh pembantunya tumpah tersenggol. Untung tidak tumpah semua, hanya bergoyang hingga membuat isinya meluap. Ia menyandarkan kepalanya di kursi, mencoba mengoreksi sikap Mawar tapi ia tetap tak bisa membaca misteri apa yang tersimpan pada gadis itu. Jerry mengambil jurusan psikologi, itu karena dulu mamanya pernah mengalami gangguan mental akibat depresi berat sebelum meninggal. Dan ia ingin bisa membantu orang-orang yang bernasib sama dengan mamanya. Tapi Mawar tidak sakit jiwa atau depresi kan, tapi seperti ada sesuatu yang memang cukup mengganggu mentalnya.


Mawar turun dari motor Dika, ia kaget karena sepedanya sudah ada di sana padahal tadi ia tinggal di kampus.

"Kamu yang suruh orang buat ambil sepedaku ya, kok udah ada di sini?" Dika tak menyahut tapi Mawar tahu itu benar, "terima kasih ya!"

"Untuk.....?"

"Karena sudah membawaku jalan-jalan, lalu mengantarku kembali ke kampus tepat waktu dan sekarang juga mengantarku pulang!"

"Udah masuk sana, istirahat!"


Mawar tersenyum, "kamu juga jangan keluyuran setelah ini, aku suka punya teman yang suka keluyuran malam!"


Dika terdiam, teman! Lagi-lagi Rose menyebutnya teman. Itu sungguh membuat hatinya kecewa, tapi ia tetap tak mau menunjukannya. "nigth!" desis Dika seraya memutar motornya, Mawar melambai lalu masuk ke dalam. Setelah gadis itut menghilang di balik pintu baru ia menjalankan motornya. Mawar menaruh tasnya di meja belajar dan duduk di kursi, ia tersenyum bahagia karena ia bisa bertemu kembali dengan Dika. Dugaannya selama ini tentang kapten basket klub Harimau hitam benar, bahwa Andika Wiratama memang Dika teman kecilnya.


*****

Fahri keluar dari rumahnya dengan bergegas untuk pergi ke toko, hari ini ia bangun kesiangan. Dan ia di kagetkan dengan sosok anak muda uang duduk di atas motornya, pemuda yang cukup tampan. Dari dandanannya sudah terlihat kalau dia anak orang kaya, tapi sepertinya dia tidak sombong. Nyatanya anak muda itu langsung beringsut dari motor dan menyapanya ketika melihat dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline