Lihat ke Halaman Asli

Price of Blood #Part 23

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Part 23

Sharon memang terlihat tenang padahal kepalanya di todong oleh senjata api yang kapan saja siap mengeluarkan isi batok kepalanya itu, tapi tetap saja Danny bisa melihat ketakutan di matanya. Salah satu anak buah Ferian hendak melayangkan tinju ke arah Danny, tapi Ferian menyetopnya dengan mengangsurkan tangannya.


"Aku punya satu pertunjukan yang ingin sekali ku saksikan, dan ini pasti akan sangat menyenangkan!" seru Ferian tanpa melepas pandangannya dari Danny. Ia melangkah ke arah Sammy, anak lelaki itu masih diam seperti patung. Pandangannya kosong. Ferian menyentuh pundaknya dan itu membuatnya bereaksi, Sammy sedikit menggerakan kepalanya ke arah orang di sampingnya. Ferian seperti membisikan sesuatu padanya. Perlahan Sammy menegakan kepalanya kembali, lalu matanya berputar ke arah Danny. Menatapnya tajam, sorot matanya dingin dan menusuk. Kakinya mulai melangkah ke arah Danny.


Sementara rombongan Anton bertemu dengan Budi, mereka diam saling memandang. Sejurus kemudian mereka saling menyerang, baku tembakpun tak terhindarkan. Beberapa orang yang mengawal Anton tergeletak, itu membuat Anton panik dan mempercepat langkahnya melalui lorong yang lain di ikuti dua orang bersenjata untuk melindunginya. Baku tembak itu membuat satu regu dari Jonan mendengar dan bergegas menghampiri arah suara, kebetulan itu regu yang di pimpin langsung oleh Jendral Jonan. Setibanya di tempat itu, Budi menoleh dan mengarahkan senjatanya ke arah mereka tapi belum sempat ia menembak beberapa anak buah Jonan sudah menembaknya lebih dulu, dan salah satu pelurunya mengenai pundaknya. Budi berlindung di balik tembok, Jonan menghentikan aksi anak buahnya dengan mengangkat tangannya. Tapi ada tembakan dari sisi lain yang akhirnya mengenai salah satu anak buahnya, membuatnya terbunuh. Mereka segera merapat tembok untuk berlindung. Sebenarnya saat Budi mengarahkan senjatanya ke arah mereka itu hanya refleks tapi ia segera mengurungkan niatnya ketika tahu siapa yang datang, sayangnya anak buah Jonan tak sabar dan langsung menembaknya. Baku tembak dengan pihak Anton masih berlangsung dengan anggota Jonan, sementara Budi mencoba menekan lukanya dengan tangan. Dua anak buah Anton segera menyusul bosnya untuk menghindari serangan. Jonan menyuruh sebagian anak buahnya untuk mengikuti kedua orang itu sementara dirinya berjalan ke arah Budi berlindung, Budi bisa merasakan ada langkah kaki pelan mendekatinya. Ia segera mempersiapka senjatanya kembali dan memunculkan diri, menodongkan senjata api laras panjangnya ke arah Jonan. Hal itu membuat sisa anak buah Jonan kembali mengangkat senjata.


Budi menurunkan senjata apinya perlahan, "sebaiknya kau cegah orang itu untuk kabur, aku yakin dia punya jalan rahasia di bawah sana. Jika tidak dia tak akan lari ke sana!" seru Budi, "kau yang bersama dengan Danny?" tanya Jonan.


"Kau membuatku melamban!" tuduhnya seraya melirik luka di pundaknya. Jonan mengangkat tangannya agar anak buahnya menurunkan senjata mereka. "dia teman kita!" serunya. "mungkin BrigJend Hatta membutuhkan bantuan!" desis Budi seraya melangkah melewati Jonan. Sementara Jonan hanya meliriknya sejenak lalu ia mengejar Anton di ikuti oleh anak buahnya.


Terdengar tembakan di depan mereka, merekapun mempercepat langkah sehingga menemukan ada anggotanya yang tergeletak tak bernyawa. Jonan berhenti sejenak untuk memeriksa apakah anak buahnya itu masih hidup, setelah memastikan dan ternyara sudah tewas iapun melanjutkan langkah lebih cepat.


*****


Danny berdiri berhadapan dengan putranya sendiri, anak itu menatapnya tajam. "Sammy!" desis Danny, tapi bukan sahutan yang ia dapat melainkan sebuah tinju di wajahnya. Membuatnya sedikit melangkah mundur.


"Papa!" seru Sharon, ia tak mengerti kenapa Sammy menyerang papanya. "Sammy, itu papa!" teriak Sharon.


Danny kembali menatap putranya, "Sammy!" desisnya lagi, tapi anak itu hanya diam memandangnya. Beberapa detik kemudian Sammy kembali menyerangnya, kali ini Danny berhasil menghindar. Ketika Sammy hendak melayangkan tinju kembali Danny menyetopnya dengan kedua tangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline