Lihat ke Halaman Asli

Price of Blood #Part 14

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Part 14


Sharon melirik Danny yang sedang konsentrasi menyetir, tapi ia tahu angan papanya tidak sedang bersama mereka.

"Well....., papa sedang merasa bahagia!" sindirnya, Danny sedikit tersentak. Ia menoleh putrinya sejenak sebelum melempar pandangannya kembali ke depan. "apa yang papa bicarakan dengan Sammy tadi?" tanyanya.
"E....., urusan lelaki. Seperti katamu!"
"Jadi sekarang papa mulai menyimpan rahasia dariku, ok. Aku juga punya perbincangan rahasia dengan Karen!"

Danny menoleh, Sharon memperlihatkan ekspresi menantang tanpa menoleh. "apa itu?" tanyanya penasaran. "rahasia!" sahut Sharon. Danny mendesah, "begini, papa akan memberitahumu tapi kau harus memberitahu papa lebih dulu!" bujuknya.

"Ehm....!" Sharon memutar bola matanya seraya mengekus dagu, "nggak ah, jangan harap papa bisa membujukku!"
"Ok.....," Danny berfikir sejenak, "ingat liburan ke Australia yang papa janjikan, papa jadi berubah pikiran. Rasanya jika Sammy ikut itu akan menyenangkan!" rayunya. Sharon spontan menolehnya, "serius pa, kita akan liburan satu keluarga? Hem...kalau begitu papa harus menikah dulu dengan Karen!" sarannya.

Danny menolehnya seketika, "Apa!" serunya, Sharon melihat ke depan. "papa, wacth out!" teriaknya, Danny kembali melihat ke depan dan langsung banting setir karena hampir bertabrakan dengan mobil lain berlawanan arah. Itu adalah jalan dua arah.

"Sorry!" guman Danny, "papa hampir saja membuat kita terbunuh!" kesal Sharon. "itu tidak akan terjadi, aku tidak akan membiarkan kau mati di usia muda. Aku kan masih ingin punya cucu!" guraunya. "itu tidak lucu!" timpal Sharon.

Sharon melempar pandangannya keluar jendela, ia bisa melihat dari spion beberapa mobil di belakangnya. Tapi ada satu mobil yang rasanya sedari tadi di belakang mereka dengan sedikit menjaga jarak, sengaja membiarkan beberapa mobil mendahuluinya, padahal sebenarnya mobil itu bisa mendahului mereka.

"Papa!"
"Hem!"
"Papa lihat mobil BMW hitam di belakang kita?"

Danny melirik spion tengah, ia juga melihat spion di sampingnya. "kencangkan seatbeltmu!" suruh Danny, "sudah kencang!" sahutnya. Danny mempercepat laju mobilnya, kali ini ia harus bisa mendapat informasi dari orang ini.

"Apa orang itu teman dari tiga orang yang papa bunuh tadi siang?"
"Papa hanya membunuh dua!"
"Sama saja, yang mati tiga. Tapi apa yang sebenarnya mereka mau, soalnya dari nomor polisinya mobil itu tadi juga membuntuti taksi yang kami naiki!"
"Jadi dia membuntutimu sejak dari sekolah, kenapa kau tak memberitahuku?"
"Tak ada waktu, sepertinya mereka tak berniat membunuhku. Malam itu saat mereka mencegat kami, mereka hanya berusaha menangkapku bukan membunuhku!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline