Lihat ke Halaman Asli

Pecundang Hati

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sering aku bertanya pada mutiara yang indah
berkilau dalam dekapan samudra
Kenapa tak kau bagi permaimu padaku?
Kenapa kau biarkan rasa iri merajaiku?
Tapi, ia hanya tersenyum sinis padaku!

Ku lihat sakura yang anggun di terpa sinar
putih mentari pagi hari
Aku teriakkan bahwa aku ingin kecantikkannya
Tapi ia biarkan aku mengharap ketidakpastian
dan ia pun berdiri congkak di sana

Aku berlari ke arah mata air yang
mengalir jernih dengan percikan sucinya
aku bilang, " bolehkan aku berbagi dengan beningmu, agar aku tak tersingkir bersama noda"

Tapi, ia biarkan aku kering bersama kemarau
dan ia menari.... Melaju menghampiri tangan penantinya
Ia tak menoleh padaku,
Ia hanya melambaikan tangan dan pergi tak kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline