Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Cinta yang Terlarang #23 ; Dia Ibumu!

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Karena selamanan memikirkan Axel dan mengingat apa yang terjadi kemarin membuatnya tak bisa tidur karena tak ingin kebahagiaan itu sirna ketika pagi menjelang dan ia mendapat kabar Axel semakin kritis atau apalah.....

Jam 3 dini hari ia baru bisa tidur, hingga sewaktu hpnya berdering keras ia kaget. Meraba kasurnya untuk mencari arah suara itu, ia menyentuh sesuatu lalu memungutnya. Tanpa melihat siapa yang menelpon ia langsung menekan tombol terima dengan mata yang setengah merem.

"Hallo!"
"Pagi...., hem....pasti masih ngorok nih!" sebuah suara merdu menggema di telinganya.
"Axel ya!" sahutnya lemas.
"Waduh......., montir males. Ini jam berapa, loe masih sembunyi di balik selimut!"

Jesie menguap dan menggeliat, lalu melihat jam di mejanya.

JAM 8

Ia langsung bangkit duduk seketika. Ia tak pernah bangun sesiang itu, tapi kenapa ayahnya tak membangunkannya? Biasanya bangun kesiangan dikit pintu udah di jebol sama bokap.

"Maaf, semalam nggak bisa tidur sih!"
"So....., masih mau tidur lagi apa mau pergi sama gue....? Kalau loe mau tidur lagi juga nggak apa-apa, biar gue pergi ngajak......!"
"Iya iya gue mandi dulu!" potong Jesie sambil meloncat keluar dari ranjang. Terdengar Axel tertawa kecil di seberang sana.
"Cepetan mandi, awasnya ya ntar kalau masih bau!"
"Iya.....!" serunya mematikan telepon dan melemparnya ke ranjang sambil berjalan ke kamar mandi.

Siska sudah duduk di ruang tamu, dia baru saja datang 15 menit yang lalu. Sekarang sedang menikmati teh manis hangat bersama mantan suaminya. Siska yang membuatnya sendiri di dapur tadi.

"Biasanya dia selalu bangun pagi, tapi belakangan.....dia seperti tak pernah bisa tidur!"
"Apa dia punya masalah?"
"Sebenarnya memang ada masalah. Dan rasanya kalian pasti sudah ketemu!"
"Apa maksudmu?"
"Kau punya adik ipar yang seusia Jesie kan?" tanya Joni.

Siska membelalakan matanya.

"Ya, adik bungsuku. Usianya memang tak jauh dari Jesie....., tunggu!" seru Siska, ia memandang Joni dalam dengan tatapan tak percaya, "Jesie....., apa.....apa kau mau berkata.....bahwa Jesie....pacar Axel itu.....adalah, Jesie kita?" desisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline