Lihat ke Halaman Asli

Sayap - sayap Patah sang Bidadari ~ Inheritance #Part 25

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Urusi saja hatimu sendiri!" desis Nicky lalu melangkah.

Nicky berlalu setelah mendengar ocehan Daren, tapi ia sendiri tak yakin dengan langkah kakinya kali ini. Ia berjalan pelan, tanpa meninggalkan suara. Jantungnya mulai bernyanyi lagi, berpacu kencang seperti derap kaki kuda yang berlari. Ia merasa lidahnya mulai kelu.


Nicky menghentikan langkahnya, memandang sosok yang tak jauh darinya. Apakah ia akan menyapanya, Atau pergi saja?

Daren sialan! Pintar sekali memancing orang.

Liana memutar tubuhnya, gerakan terhenti melihat Nicky tak jauh darinya.

Apa yang di lakukannya di sini?

Mata mereka bertemu, saling menyapa dalam diam. Ada sesuatu yang mendesir di hati keduanya, tatapan Nicky kali ini di rasakan Liana lebih lembut daripada lirikannya pagi tadi.

Apalagi yang akan di lakukannya? Apalagi yang akan di katakannya? Apa kau tak bisa berhenti bersikap kasar padaku sedikit saja?

Liana menurunkan pandangannya sampai ke kakinya sendiri. Di tangan kanannya masih ada gunting yang ia gunakan untuk menggunting dedaunan tadi. Ia sedikit mengangkat kepalanya lalu berjalan pelan ke arah Nicky, tapi agak menyamping. Saat gadis itu melewatinya persis di sampingnya, tangan Nicky meraih lengannya. Kali ini lebih lembut, tak seperti semalam.

Liana terhenti,

"Aku ingin bicara!" desis Nicky.

Liana tak menyahut. Daren melihat dari jauh, akhirnya...... Nicky melangkah juga ke arah gadis itu. Semoga ini akan menjadi awal yang baik. Daren pun masuk kembali ke dalam, tak ingin mengganggu meski dari jauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline