Lihat ke Halaman Asli

Kau dan Kenanganmu #Bab 6

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Airin dan Vida keluar memakai pakaian santai, udara masih sangat segar. Baru jam 6 pagi mereka keluar dari resort tapi rupanya semua temannya juga sudah bekumpul di luar.

"Wah...., sepertinya kami yang paling lambat!" seru Vida mendekat ke kerumunan.
"Kami juga baru keluar!" sahut Vena.
"Rencana mau ngapain nih pagi-pagi gini?" tanya Vida seraya menggandeng lengan Pandu.
"Bagaimana kalau jogging saja dulu, mumpung matahari baru muncul!" sahut Arjuna yang baru muncul di belakang Airin. Semuanya menoleh,
"Boleh juga," tambah Rado.

Semua pun akhirnya jogging bersama-sama. Juna berada di barisan paling belakang, Airin di depannya. Yang lain berpasangan, Rado ikut rombongan Vena. Sepertinya semuanya memang memberi Juna peluang untuk lebih dekat dengan Airin.

Perlahan Juna mulai bersebelahan dengan Airin, tapi mereka sama sekali tak berbicara satu sama lain. Bahkan hingga kembali ke tempat semula, akhirnya Juna juga mengusulkan untuk bermain voli. Tapi hanya para Pria saja yang bermain, sedang para wanita yang jadi penonton sekaligus menyemangat.

Suasanya memang cukup akrab dan hangat, Arjuna memang orang yang easygoing dan komunikatif sebenarnya. Ia bisa berbaur akrab dengan para anak buahnya.

Vida mendekatkan kepalanya pada Airin, "menurutku pak Juna boleh juga. Dia juga baik, nyatanya biaya resortnya dia yang tanggung semua!"
"Lalu?"
"Ayolah Rin, tak ada salahnya memberinya kesempatan. Jelas sekali dia menyukaimu, memangnya kau mau menunggu Randi sampai kapan, Sampai keriput? Orangtuamu nanti pasti malah akan menjodohkanmu!"
"Kau pikir menjalin hubungan seperti itu semudah membalik kertas?"
"Aku baik-baik saja tuh sama Pandu, meski dulu orangtuaku juga tak setuju. Tapi kan sekarang orangtuaku yang justru meminta Pandu cepat menikahiku!"
"Kamu bunting duluan kali!" kelakar Airin.
"Enak aja, kalau aku bunting duluan bisa di gorok sama papa!"
"Iya Rin, usia kamu juga sudah cukup matang untuk menikah. Untung kamu bermukim di Jakarta, coba kalau tetap tinggal di kampung sama orangtuamu, pasti kamu sudah di bilang perawan tua!" samber Vena,
"Ya biarin aja, toh bukan para tetangga yang kasih makan aku. Peduli amat sama gosip mereka,"
"Tapi orangtuamu pasti peduli!"
"Udah ah, kalian ini. Semangat banget deh mau ngejodohin orang!"

Usia Vena dua tahun lebih muda dari Airin dan sekarang dia lagi hamil muda oleh suaminya, sedang Vida yang setahun di bawah Airin juga dua bulan lagi akan segera melangsungkan akad nikah. Diam-diam Airin juga memperhatikan Juna yang sedang asyik bermain voli satu tim dengan Rado. Dia piawai juga di olahraga itu, lagi-lagi hal itu mengingatkannya pada Randi. Dulu merrka juga sering main Voli bersama, dan Randi memang jago di bidang olahraga itu.

*****

Selesai mandi dan Sholat dzuhur Airin mencari teman-temannya dan tak menemukan mereka. Sepertinya dirinya memang sengaja di tinggalkan padahal kan tadi sudah janji mau makan siang bareng.

Ia keluar dari resort dan malah bertemu Arjuna di pintu keluar, pria itu juga terlihat sedang mencari seseorang. Tapi ia langsung tersenyum ketika melihat Airin, dan langsung menghampirinya.

"Hai," sapanya.
"Hai," jawab Airin.
"Kau melihat semuanya?" tanya Arjuna, Airin sedikit mengernyit karena kurang mengerti dengan pertanyaannya.
"Maksudku teman-temanmu, aku mencari mereka tapi tak menemukan satupun. Padahal aku sudah janji akan mentraktir mereka!"
"Saya juga sedang mencari mereka, Pak!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline