Lihat ke Halaman Asli

WIBK 12 Juli, Cawapres ke-13 Nazarudin Umar?

Diperbarui: 13 Juli 2018   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Christianto Wibisono Ketua Pendiri PDBI

Hari Kamis 12 Juli bersama Bung Karno saya menghadiri rapat konsolidasi relawan Jokowi di Jokowi Center jalan Mangunsarkoro. Menurut rencnna semula KSP Muldoko dan anggota Wantimpres Sidarto akan memberi briefing perkembangan mutakhir sekitar pilpres terutama nama cawapres Jokowi yang semakin mengerucut menjelang deadline 10 Agustus 2018.

CW: Selamat sore pak ini relawan dan rakyat baik yang pro maupun yang menolak Jokowi sudah tidak sabar ingin segera tahu paslon  dari incumbent Presiden maupun alternatif dari oposisi yang juga ambur adul chaos saling berebut posisi.  Untung pemerintah sudah membereskan kontrak Freeport  dan gejolak rupiah sudah ditenangkan sehingga tidak membahayakan seperti ketika George Bush Sr dikalahkan Bill Clinton dengan semboyan Its the economy! Stupid!ditahun 1992 meskipun sukses mengusir Saddam dari Kuwait 1991.

BK: Ummat Islam dan masyarakat dunia mengenal kisah jenaka storyteller Nazarudin yang hidup sekitar abad ke-13 sekitar 1275 Masehi ketika Timur Tengah menghadapi ancaman invasi Mongol dibawah Genghis Khan. Nazarudin ini populer dengan joke yang segar mengatasi masalah serius dalam posisi sebagai kadi  (hakim) yang "intelektual" karena menguasai filsafat serious dan seni humor mungkin kayak Jaya Suprana. Di Indonesia banya orang memakai nama Nazarudin dengan pelbagai ejaan pakai S atau Z ,Nasrudin atau Nazarudin. 

Dulu dizaman Orba ada Menteri Muda Keuangan Nasrudin Sumintapura. Di era Reformasi, ada Ketua KPU Nazarudin Syamsudin yang sayang sekali harus berurusan dengan KPK. Lalu ada Nasrudin ketiga yang juga sial terbunuh dan mengakibatkan Ketua KPK ke-2 Antasari Azhar jadi korban dipidanakan. Nasrudin ke-empat adalah bendahara Partai Demokrat yang paling muda usia karena lahir 26 Agustus 1978 dan sudah  aktif berpolitik pada umur 30an.

CW: Apa relevansinya Nazarudin dengan isu cawapres.

BK Nah kita pakai kriteria bahwa diperlukan politisi atau tokoh non partisan yang memenuhi kriteria "santri" sebagai pendamping "abangan" Kalau bisa dari luar Jawa karena petahana Presiden orang Solo. Cawapres ke-13 ini harus menambah elektabilitas tanpa menimbulkan gaduh atau friksi dengan petahana presiden jika orangnya sangat ambisius atau berpotensi jadi penerus, sebab partai politik ingin memasuki pilpres berikutnya pasca Jokowi , dengan figure fresh, free for all, cawapres harus tidak boleh  ada beban atau atribut sebagai calon putra mahkota.

Yah seperti Boediono waktu SBY jilid 2 kan tidak berpotensi jadi putra mahkota, tapi itu justru membuat SBY sekarang kelabakan mencari  mata rantai yang hilang bilang anaknya AHY sampai tidak kebagian estafete kabinet Jokowi 2.0 Nah Jokowi tidak mau membuat dinasti karena memang tidak siap dan tidak punya keluarga kerabat untuk jadi dinasti. 

Dia tidak punya beban, dia hanya mau menyelesaikan tantangan zaman yaitu menurunkan ICOR 6,4 agar infrastruktur Indonesia memadai untuk Indonesia jadi negara maju dalam satu generasi kedepan. Repotnya regim Nasionalis religius Jokowi ini menghadapi tantangan "kerumunan teokrasi primordial " era Nasrudin Timur Tengah. Maka perlu seorang "Nazarudin modern" abad XXI yang mampu menjadi pencerah, pencerdas dan pembaharu yang berakar dalam doktrin tapi rasional dalam konteks modernisasi Islam dan demokrasi meritokratis. 

Ia lahir 23 Juni 1959 dan mencapai punca k karir sebagai Wakil Menteri Agama kabinet SBY jilid 2. Terakhir menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal. Saya memperoleh bocoran dari lingkaran istana presiden, ketum PDIP dan elite yang merasa sedang berfungsi sebagai kingmaker atau malah GR mampu jadi king atau wakil king.  Nazarudin Umar ini pada kurs 12 Juli 2018 menjadi paling favorit untuk menjadi pasangan incumbent presiden. 

Dengan catatan bila situasi ekonomi tidak memburuk dan juga radikalisme serta fundamentalisme jihadis tidak membahayakan eksistensi Republik, maka NU dari NU ini adalah figure yang pas. Banyak yang bernama Nazarudin dengan pelbagai nasib yang naas maupun yang hok gie  Segera harus dicatat bahwa karena sejarah masih berjalan, maka bocoran ini mungkin saja "diralat" atau berubah Mirip kurs rupiah, nama cawapres bisa berubah sesuai cuaca politik mutakhir yang tidak terlepas dari percaturan geopolitik yang juga berubab-ubah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline