Saat ini makin banyak pengetahuan tentang kesehatan, dan kesadaran orang-orang mengenai kesehatannya pun meningkat. Banyak ilmu tercetus dan berkembang, hingga digunakan sebagai metode untuk membantu mendiagnosis suatu penyakit serta pengobatan. Salah satu ilmu yang cukup banyak digunakan adalah iridologi. Iridologi dipercaya dapat membantu banyak orang untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Lantas apakah sebenarnya iridologi itu?
Definisi dan Tokoh Iridologi
Iridologi merupakan ilmu dalam dunia pengobatan yang mempelajari informasi mengenai kondisi tubuh atau penyakit seseorang dengan teknik membaca pola, warna, dan karakteristik iris pada mata orang tersebut. Tokoh yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu ini adalah Ignatz von Peczely. dia menulis hipotesis mengenai terkoneksinya iris mata dengan seluruh tubuh.
Bagaimana Ilmu Ini Digunakan?
Cara mendeteksi kondisi fisik dengan ilmu iridologi adalah dengan warna dan detail iris sebagai indikatornya. Dengan cara ini iridologi diklaim mampu mengenali kerentanan fisik seseorang, dan iris manusia juga mampu menjadi acuan mengenai riwayat kesehatan seseorang serta kondisi kesehatan orang itu pada masa yang akan datang.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi bernama iriscope. Rupanya orang-orang yang pernah menggunakan ilmu ini untuk mengetahui kondisi kesehatan tidak hanya menggunakannya untuk kesehatan fisik saja seperti diabetes melitus, namun juga ada yang pernah menggunakannya untuk mengidentifikasi stres dalam menghadapi ujian nasional.
Mengapa Iridologi Dikatakan Pseudosains?
Pada satu sisi ada orang yang makin yakin bahwa ilmu ini dapat dipercaya, namun ada juga di sisi lain yang meragukan kebenaran ilmu ini, apakah ini ilmu yang pasti atau hanyalah ilmu semu atau pseudosains. Maka dilakukan sejumlah penelitian tentang iridologi ini.
Ada 4 penelitian yang cukup menarik mengenai iridologi. Sebuah penelitian di Jerman tahun 1957 yang mengambil lebih dari 4.000 foto iris dari lebih dari 1.000 orang menyimpulkan bahwa iridologi tidak berguna sebagai alat diagnostik.
Pada tahun 1979, ahli iridologi Amerika terkemuka Bernard Jensen dan dua ahli iridologi lainnya memeriksa foto-foto mata dari 143 pasien untuk menentukan siapa di antara mereka yang mengalami gagal ginjal, tetapi gagal membangun dasar untuk praktiknya. Sebuah studi tahun 2005 menguji manfaat iridologi dalam mendiagnosis kanker umum.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, "Iridologi tidak memiliki nilai dalam mendiagnosis kanker yang dipelajari dalam penelitian ini." Pada tahun 2015, Departemen Kesehatan Pemerintah Australia menerbitkan ulasan tentang terapi alternatif iridologi sebagai salah satu perawatan yang dievaluasi, tetapi tidak menemukan bukti kemanjuran.