Perjalanan kehidupan seseorang mahasiswa memanglah berbeda-beda untuk mencapai sebuah kesuksesan, terdapat banyak lika-liku tantangan yang harus di hadapin dan di lewatinya dengan penuh rasa kesabaran, semangat yang penuh walaupun lelah dalam menjalani hal tersebut. Lalu Pada suatu hari ada seseorang, pada awalnya dia seorang siswa yang masih labil dan bingung untuk menentukkan arah hidupnya harus bagaimana, dan kemana untuk meraih cita-citanya. Apakah dia ingin melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi yakni Kuliah? Apakah dia ingin mencari karir buat masa depannya?.
Namun setelah dipikir-pikir dengan waktu yang sangat lama, akhirnya memutuskan untuk Kuliah. Ketika hendak sudah memutuskan kuliah, dia bingung untuk memilih jurusan apa yang harus diperdalam lagi, karena dalam setiap universitas memiliki banyak sekali jurusan-jurusan, namun ini awal langkah menuju kesusksesan jadi jurusan yang harus dipilih sesuai dengan apa yang diinginkan. Memang di usia muda kali ini, sangat wajar jika masih takut dengan menentukkan sebuah pilihan. Seiring dengan berjalannya waktu, dikit demi sedikit menemukan solusi untuk memilih jurusan yang ingin di perdalam yakni di bangku perkuliahan.
PAI adalah jurusan yang diinginkan karena insyaAllah membawa dirinya sendiri ke masa depan dan untuk mencari bekal ilmu di dunia yang suatu ketika bakal dibawa di akhirat. Lalu dengan usaha apapun seperti mengikuti bimbel di bangku MA yang dia perjuangkan dengan betul-betul, namun ketika mencoba untuk mendaftarkan diri ke UINSA melalui jalur SPANPTKIN dan UMPTKIN belum beruntung untuk memperoleh jurusan PAI tersebut. Rasa sedih yang harus di terima dan disyukuri. Walau keinginanya belum tercapai, Alhamdulillah masih diberi kesempatan lolos pada tes jalur UMPTKIN dengan jurusan atau prodi pada pilihan kedua yakni Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), meskipun prodi tersebut kurang di minati. Oleh karena itu yang dulunya seorang siswa sekarang menjadi seorang mahasiswa.
Pada jurusan atau Program studi yang dia ambil karena lolos pada tes jalur UMPTKIN di UINSA yang pada awalnya dikira jurusan tersebut lebih condong pada Aqidahnya, namun harapannya tersebut tidak sesuai dan jurusan AFI itu lebih condong pada Filsafatnya, yang dimana filsafat belum pernah diketahui sama sekali dan harus belajar mulai dari nol. Namun sebelum di mulai pembelajaran pada bangku perkuliahan, seorang mahasiswa tersebut harus melewati tahap Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Tamat.
NB : Kelajutannya ada di Part 2. Coming Soon ya guys ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H