Prolog
Sebelum memulai review ini saya memiliki sebuah pertanyaan untuk anda
"Apakah waktu 19 tahun bisa mengubah persepsi anda ???"
Pertanyaan diatas akan sangat berpengaruh bagi "Glass", film yang menjadi penutup "Eastrail 177 Trilogy" yang akhirnya dirilis tahun ini. 19 tahun berlalu setelah "Unbreakable" yang memberikan gambaran lain tentang film Superhero yang tampil begitu realistis.
19 tahun juga memiliki pengaruh besar pada dunia film khususnya untuk genre Superhero, apalagi saat ini genre ini didominasi oleh dua satu pemain besar yaitu Marvel Cinematic Universe yang berhasil memberikan berbagai hiburan meskipun memiliki formula yang sama. Alhasil publik saat ini cenderung lebih memilih MCU sebagai standar film Superhero jaman "now". DC sebenarnya mulai "bangkit" sih, tapi di mata saya tetap terlihat terlambat.
Lalu apakah "Glass" mampu menantang selera pasar jaman "now" ??? semua itu tergantung bagaimana anda memandang film Superhero saat ini yang saya bagi menjadi 2 kategori yaitu :
film Superhero yang diisi visual megah meski memiliki berbagai klise
film Superhero yang akan mengajak anda untuk "berpikir"
Sayangnya bagi saya "Glass" tidak mampu masuk ke 2 kategori yang saya tulis di atas (terutama kategori pertama). Film ini (kembali) menunjukkan kekuatan sekaligus kelemahan terbesar dari M. Night Shyamalan. Tapi di balik semua itu Glass mampu membuktikan jika film ini berbeda dan memiliki pesan yang sangat "menarik" meskipun dieksekusi dengan mengecewakan.
Satu hal "pasti" bagi anda yang sudah menonton "Unbreakable" dan "Split", film ini TIDAK akan membuat anda...