Alkisah, di sebuah kerajaan yang indah, hiduplah seorang Putri Cantik bernama Putri Aurora. Ia adalah satu-satunya anak dari Raja dan Ratu yang bijaksana. Putri Aurora memiliki rambut panjang seindah sinar matahari, mata sebiru samudra, dan senyum selembut embun pagi.
Sejak kecil, Putri Aurora dikenal karena kebaikan hatinya. Ia sering menolong rakyat jelata dan sangat peduli pada sesama makhluk hidup. Suaranya yang merdu bagaikan nyanyian burung membuat semua orang terhibur.
Pada ulang tahunnya yang ke-18, kerajaan mengadakan pesta dansa yang meriah. Pangeran dari seluruh penjuru datang untuk mengenal Putri Aurora lebih dekat. Meski begitu, hati Putri tak tergoyahkan oleh kemewahan dan gelar bangsawan.
Di tengah pesta, seorang penyihir jahat bernama Maleficent tiba-tiba muncul dan mengutuk Putri Aurora. "Engkau akan tertidur selama 100 tahun setelah tertusuk jarum bajak!" seru Maleficent penuh amarah. Keluarga kerajaan tentu sangat terkejut mendengar kutukan mengerikan itu.
Namun, ada seorang peri baik yang berhasil mengubah kutukan. Ia berkata, "Tidurmu tak akan kekal, Tuan Putri. Cinta sejati akan membangunkanmu dari mimpi panjang."
Hari demi hari berlalu, kerajaan diselimuti kekhawatiran. Hingga pada suatu hari, Putri Aurora bermain di hutan dan tanpa sengaja jarinya tertusuk jarum bajak tua. Ia pun jatuh tertidur pulas.
Para pengawal kerajaan berusaha membangunkannya, tetapi sia-sia. Putri Aurora telah terperangkap dalam tidur lelapnya. Pohon-pohon merambat tumbuh mengelilingi istana, menciptakan benteng berduri yang tak terlalui.
Bertahun-tahun kemudian, seorang Pangeran Pemberani mendengar kabar tentang Putri Cantik yang tertidur. Dengan pedang di tangannya, ia melewati rimbunan berduri dan akhirnya tiba di kamar Putri.
Terpana melihat kecantikan Putri, sang Pangeran memberanikan diri untuk mencium bibirnya. Sebagai cinta sejati, kekuatan ciumannya mampu mematahkan kutukan!
Putri Aurora terbangun, mekar seperti bunga yang semerbak. Kerajaan bersukacita menyambut Sang Putri yang kembali. Upacara pernikahan Putri dan Sang Pangeran Pemberani kemudian digelar dengan meriah. Sejak saat itu, mereka hidup bahagia selamanya di kerajaan yang tenteram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H