Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Perang Padri

Diperbarui: 7 April 2023   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perang Padri berawal dari pertikaian antara dua kelompok masyarakat Sumatra Barat.

Dua kelompok itu adalah kaum adat dan kaum ulama. Kaum adat selalu berpakaian hitam-hitam, disebut kaum hitam, sedangkan kaum ulama selalu berpakaian putih-putih disebut kaum putih. 

Penyebab terjadinya perang Padri

1.Pertentangan 2 aliran dalam agama islam yaitu aliran Tasawuf dari Aceh dan aliran Wahabi dari Arab. Salah satu tokoh Wahabi yaitu Imam Bonjol. 

2.Adanya kebiasaan dari kaum Adat, seperti menyabung ayam, minum minuman keras, berjudi. Kaum ulama ingin membasmi kebiasaan buruk itu tapi mendapat penentang dari kaum Adat. 

3.Hukum Adat matrilineal, ditentang oleh kaum Ulama, karena kaum wanita lebih tinggi dari pria. 

4.Ada campur tangan pihak Belanda yang bermaksud memecah belah Sumatra Barat. 

Perang Padri berlangsung dari tahun 1821-1837 dibedakan menjadi 3 periode 

1.Periode 1821-1825

Masa permulaan perang ini kaum adat mendapat bantuan dari Belanda. Serangan Belanda terhadap Sulit air dapat digagalkan oleh kaum Padri. Kaum Padri menyerang pos Di Semarang, Belanda terpaksa mendatangkan tentaranya dari Batavia yang dipimpin oleh Letkol Raaf. Dengan kekuatan 494 prajurit dan 5 buah meriam, Raaf berhasil menguasai tanah Datar dan mendirikan benteng di BatuSangkar yang diberi nama Benteng Fort Van Der Capellen. Kaum ulama waktu itu dipimpin oleh Tuanku Lintau dengan pertahanan di Marapalam, Rao dan Alahan Panjang. 

2.Periode 1826-1830

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline