Lihat ke Halaman Asli

Generasi Z dan Pemahaman Mereka tentang Parenting

Diperbarui: 18 September 2024   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, atau yang sering kita sebut Gen Z, adalah generasi yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang pesat, jadi nggak heran kalau mereka punya akses informasi yang lebih luas dibanding dengan generasi sebelumnya. Ini yang bikin pandangan mereka menjadi lebih terbuka dan banyak dari mereka yang sudah punya gambaran jelas soal gimana cara mendidik anak dan menjadi orang tua yang baik, bahkan jauh sebelum mereka punya anak. Kenapa bisa begitu? Yuk, mari kita bahas! 

1. Akses informasi yang mudah


Dalam urusan cari informasi Gen Z bisa dibilang jagonya. Mau cari tips parenting atau belajar soal perkembangan anak? tinggal buka internet, semua ada. Mereka bisa akses artikel, video, sampai diskusi di forum-forum secara mudah tanpa perlu ribet-ribet beli buku parenting.

2. Media sosial sebagai guru


Media sosial bukan hanya memberi dampak negatif tapi media sosial juga punya pengaruh besar tentang parenting. Di sana, banyak banget konten tentang parenting  yang biasanya dibagikan oleh para influencer, psikolog, atau orang tua lainnya yang paham akan parenting yang baik. Gen Z sering banget nemu konten kayak gini di Instagram, Tik Tok, X, ataupun YouTube. Jadi mereka terpapar dengan tips dan trik yang up-to-date dan menjadikannya sebagai role model untuk kehidupan mereka kedepan.

3. Peduli sama kesehatan mental


Gen Z tumbuh di mana kesehatan mental udah mulai dibicarakan secara terbuka. Mereka ngerti betapa pentingnya kesehatan mental, nggak cuma buat diri sendiri tapi juga buat anak-anak mereka nanti. Makanya, mereka cenderung pengen jadi orang tua yang peduli sama kesehatan mental anaknya, dengan mendukung emosional anak dan nggak membebani anak dengan ekspektasi yang berlebihan.

4. Belajar dari pengalaman pribadi


Banyak dari mereka yang merasa masa kecilnya kurang didengar atau terlalu banyak tekanan. Ini jadi motivasi buat para Zoomers untuk jadi orang tua yang lebih baik di masa depan. Mereka nggak pengen anak-anaknya ngerasain hal yang sama dengan yang dirinya alamin. Mereka pengen anak-anaknya ngerasain masa kecil yang lebih bahagia, nyaman, penuh perhatian, dan bebas dari trauma.

5. Terbuka dan inklusif

Gen Z juga dikenal dengan sikap yang lebih terbuka dan inklusif. Ini berlaku juga dalam parenting. Mereka nggak mau terlalu kaku. Yang penting, anak-anak mereka bisa jadi diri sendiri tanpa harus dihakimi. Mereka juga lebih suka membangun komunikasi yang sehat dan terbuka kepada anak-anak mereka nanti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline