Lihat ke Halaman Asli

Mengemban Gelar sebagai Profesor

Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid (Dokumen UII)

Karena status tinggi yang didapatkan oleh gelar profesor, orang-orang banyak yang bersalah pikiran kalau gelar tersebut akan digunakan untuk mempamerkan status melainkan untuk menjadi sebuah amanah bahwa orang tersebut memiliki tanggung jawab yang besar sebagai seorang profesor, kata Pak Fathul Wahid. Pak Fathul adalah seorang profesor dan Rektor dari Universitas Islam Indonesia yang minggu lalu baru saja mengirimkan surat edaran yang menyatakan kalau jika ada yang menuliskan namanya tidak perlu disertakan gelar gelarnya dan terutama gelar profesornya. 

Hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang berani dan tidak umum terutama di dunia akademik dikarenakan banyaknya orang yang memuja gelar tersebut dan banyak yang mengincarnya hanya untuk mempamerkannya dari pada menghormatinya dengan menggunakan gelar tersebut selayaknya dan sebagai bukti akan tanggung jawab besar yang dimiliki sebagai seorang profesor. 

Dalam surat yang diedarkan pada Kamis (18/7/2024), Fathul meminta namanya ditulis "Fathul Wahid" saja dalam setiap korespondensi surat, dokumen, dan produk hukum selain ijazah, transkrip nilai, dan dokumen yang setara itu.

Menurutnya, gelar memiliki tanggung jawab akademik, moral dan tidak relevan jika dicantumkan di sembarang dokumen atau kartu nama. Fathul juga mengajak para profesor yang setuju untuk melantangkan tidak lagi menyertakan gelar kecuali dalam dokumen resmi terkait akademik. Sehingga, ke depannya, gelar utamanya gelar profesor tidak lagi dikejar oleh banyak orang, termasuk pejabat dan politisi dengan menghalalkan segala cara.

Sikap pak Fathul dalam kasus ini menunjukkan kebijaksanaannya dan pertanggungjawabannya atas gelarnya sendiri. Seperti pohon tua di tengah hutan. Pak Fathul telah melewati banyak tantangan dan berkembang menjadi seorang profesor seperti pohon tua yang sudah bertumbuh dan bertahan selama ini. Sama seperti pohon tua di tengah hutan yang sudah melindungi banyak binatang dan tumbuhan dibawah naungannya, pak Fathul juga berintensi untuk tetap terus bekerja keras sebagai profesor dan tidak ingin agar gelarnya ini menjadi sebuah gelar yang disegani orang lain maka dia meminta orang lain untuk tidak perlu menuliskan gelarnya saat ingin menuliskan namanya.

Disunting oleh: Nathanael Nicolas Sudewo / 24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline