Lihat ke Halaman Asli

Wylda Alsifa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Pembagian Bibit Sayuran oleh Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Diperbarui: 4 September 2022   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI), Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Penyebab stunting disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya asupan gizi ibu saat  hamil dan pada bayi, pola asuh, sanitasi, dan kondisi sosial ekonomi.

Dikutip dari Kata Data, berdasarkan data hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4%. Provinsi yang termasuk angka stunting tertinggi yaitu Kalimantan Selatan dengan  urutan ke-6 secara nasional dengan prevelensi mencapai 33,08%.

Daerah yang masuk zona merah stunting dengan angka stunting tertinggi dari rata-rata provinsi  yaitu Kabupaten Barito Kuala, Balangan, Banjar,Tanah Laut, dan Tapin. Karena prevalensi yang masih tinggi dan melihat target nasional di tahun 2024 sebesar 14%, maka Pemerintah Kalimantan Selatan dalam penanganan stunting harus menjadi prioritas bersama.

Untuk membantu Pemerintah dalam upaya menurunkan angka stunting di Kalimantan Selatan, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat  dengan membuat program kerja “Pembagian Bibit Sayuran”. Bibit sayuran ini diserahkan kepada warga yang perlu membutuhkan gizi yang cukup, tepatnya  warga Desa Rangga Surya, Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala.

Program Pembagian Bibit Sayuran diangkat karena dilihat dari permasalahan pasar yang hanya buka di hari tertentu (Kamis&Sabtu)  serta lokasi yang berada diluar desa dan memakan waktu sekitar ±30 menit. Sehingga warga desa biasanya menyetok bahan pangan dalam seminggu. Dalam memenuhi asupan gizi hal yang harus diperhatiakn tak hanya pemilihan bahan pangan saja tetapi kualitasnya pun turut andil. Untuk tetap menjaga kualitas bahan pangan diperlukannya perhatian khusus dalam penyimpanan.

Bibit sayur yang diberikan adalah bibit sawi. Sayur sawi kaya akan vitamin (A,B,C, dan K) dan juga mengandung karbohidrat, protein, dan lemak baik yang berguna untuk kesehatan tubuh. Salah satu cara mencegah stunting yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein.

Program kerja dilaksanakan pada tanggal 02 September 2022, dengan penyerahan bibit dari rumah ke rumah warga (door to door). Selain pembagian bibit, ada juga pembagian polibek, bibit biji sayur sawi serta edukasi tentang manfaat sayuran dan cara penanaman dengan media polibek.

Dokpri

Harapannya untuk kegiatan ini yaitu dapat mengurangi angka stunting dan memotivasi warga desa untuk mencoba bercocok tanam sayuran dengan media polibek di perkarangan rumah sehingga mereka mendapatkan gizi yang cukup dengan mengkonsumsi sayuran yang masih segar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline