Lihat ke Halaman Asli

Syarif Dhanurendra

www.caksyarif.my.id

Ingin Pandai Menulis Cerpen? Pegat dan Patah Hatilah!

Diperbarui: 30 Mei 2021   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: mojok.co

Hari ini (sebenarnya lumayan sering sih) saya iseng-iseng mampir ke portal Mojok. Setiap saya mampir ke sana, tujuan saya hanya satu: baca tulisan yang unik dan segar. Sebab, Mojok selalu punya konten yang bagi saya dapat dinikmati sambil cari udara segar di warung kopi.

Portal Mojok punya banyak rubrik. Ada esai, cerpen, dan puisi. Semua rubrik tersebut sudah punya SDM yang mumpuni dan layak kita baca hasil karyanya (sesekali juga saya copas -- dengan tetap menyertakan link sumber dari Mojok). Ada satu tulisan dari redaksi Mojok, yaitu tips menulis cerpen dan puisi. Judulnya menarik, maka coba saya klik untuk sekedar ngintip seberapa ciamik trik tersebut.

Tips menulis cerpen dan puisi tersebut ditulis ala Mojok. Jadi bahasanya juga enteng, dan idenya diluar dugaan saya. Pertama, dia memberi trik tentang menulis puisi.

Untuk bisa menulis puisi yang bagus, ada satu tips yang begitu ciamik: jatuh cinta dan memadu kasihlah. Sebab konon, tiada puisi yang lebih indah ketimbang puisi yang ditulis oleh seseorang yang sedang dimabuk asmara.

Tips ini sebenarnya sudah umum. Sastrawan WS Rendra dan Kahlil Gibran menjadi salah dua bukti teori tersebut. Dan di Mojok, puisi-puisi tersebut dibangun oleh anak-anak muda yang lagi naik-naiknya dimabuk asmara, sehingga bisa mengafirmasi tips tersebut.

Saya pernah membaca biografi WS Rendra, karena dia seorang pujangga, apa pun kondisinya dia bisa menulis puisi yang bagus. Tapi, salah satu trik dia adalah ketika dia marah atau sedang badmood istrinya selalu (sering) berinisiatif memberinya kertas dan pensil, maka jadilah puisi Rendra.

Melalui puisinya, Rendra akan menghibur dirinya atau malah melimpahkan baddmood-nya itu ke dalam tulisannya. Sesederhana itu. Walau mungkin ada yang bilang bahwa hasilnya tidak akan maksimal, itu bagus untuk meningkatkan jam terbang di dunia tulis-menulis.

Tips kedua mengenai cerpen.

Sedangkan untuk menulis cerpen yang bagus, juga ada tips yang tak kalah ciamik: pegat dan patah hatilah. Sebab konon, tiada cerpen yang lebih menusuk ketimbang cerpen yang ditulis oleh seseorang yang sedang luluh lantak hatinya.

Ini tips yang benar-benar mengejutkan bagiku. Padahal, artikel tersebut sudah dipublikasikan di Mojok sejak 13 Juni 2017.

"Pegat dan patah hatilah" menjadi tips yang benar-benar tokcer, saya sepakat akan hal itu. Teman saya yang tergolong akademis pernah suatu ketika bercerita kepada saya bahwa ia sedang jatuh cinta pada seseorang. Dan ini baru kali keduanya setelah sekian tahun tidak pacaran. Enam bulan kemudian dia bilang kalau dia putus. Pacarnya dijodohkan. Saat itu pula cerpennya banjir di media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline