Surat Izin Mengemudi atau SIM adalah kartu legal yang wajib (agak malas sebenarnya bilang wajib. Haha) dimiliki oleh setiap pengendara motor. Proses perolehan SIM dilakukan melalui tes teori dan praktek sesui dengan SIM yang akan ditempuh.
Jika lulus, maka dia dapat SIM. Jika gagal, maka harus mengulang lagi hingga lulus. Artinya, siapa pun yang sudah punya SIM, maka logikanya dia sudah benar-benar paham cara mengemudi, baik dalam teori maupun prakteknya.
Musim libur semester lima ini kugunakan untuk ngurus SIM di Polres Nganjuk. Tanggal 26 Des 2018 aku ke Polres, sampai di sana jam 10 pagi. Eh, ternyata kulihat ditempat tes kesehatan sudah full alias banyak yang antri.
Keesokan harinya aku kembali ke sana dengan sudah membawa foto 3x4 2 lembar dan surat keterangan sehat dari Puskesmas Ngronggot. Eh, sampai di sana jam 9 dan ternyata penanganan pembuatan SIM baru sudah ditutup. Setelah kutanyakan terkait jam berapa bukanya, petugas di sana (Pak Erdian Y) mengatakan "setengah 8 pagi pas, mas".
Yap.. Hari selanjutnya (karena tanggal 28 masku gak enak badan dan tak bisa nemani aku ke sana, maka baru tanggal 29 aku tes lagi) aku sampai di Polres pukul 07.45 WIB. Eh, petugas malah bilang "Sudah Tutup, mas". Haha.. Bukan lucu gimana? Kemarin mereka bilang bukanya jam 07.30 WIB, masak 07.45 WIB sudah tutup? Dan di jadwal malah sebenarnya buka jam 08.00 WIB. Deh...
Tapi setelah kujelaskan bahwa rumahku jauh (40 menit), ini sudah tiga kalinya datang, dan kemarin mereka (petugas) bilang bahwa bukanya jam 08.30 WIB, maka resgistrasiku pun ditrima. Namun, aku masih tetap harus ngurus surat keterangan sehat. Sebab, SK sehat dari Puskesmas Ngronggot ternyata tidak diizinkan oleh petugas.
Pak Erdian berkata, tes kesehatan harus di dokter timur jalan. Timurnya Polres. Sebab, yang tervalidasi oleh pihak Kepolisian, ya, di situ. Dokter di Puskesmas Ngronggot tidak termasuk. Haha.. Ya sudahlah.. Yang penting bisa segera ditangani, pikirku.
Hari itu aku hanya lulus ujian teori. Ujian praktek gagal pada lintasan angka delapan. Namun, saat itu ada fenomena langka di sama, ada yang baru ujian SIM langsung lulus ujian teori dan ujian praktek. "Sampean pemecah rekor, mbak," kata penguji praktek saat itu.
Kemarin (5/1/19) aku kembali ujian praktek, setelah seminggu berlangsung. Sialnya, aku gagal lagi. Hadeh.. Kayaknya memang harus latihan dulu untuk menaklukkan lintasan ujian praktek tersebut. Haha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H