Lihat ke Halaman Asli

Syarif Dhanurendra

www.caksyarif.my.id

Tragedi Oktober 2018, Carut Marut Konferancab IPNU Ngronggot

Diperbarui: 26 November 2018   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. Konferancab XX di Cengkok

Dalam organisasi IPNU-IPPNU, Konferancab adalah forum tertinggi di tingkat Anak Cabang (tingkat kecamatan). Sekelas PAC Ngronggot, sungguh 'eman-eman' jika tidak diabadikan dalam sebuah tulisan. Walau pun hanya tulisan sederhana. Sebab konferancab hanya dilaksanakan dalam dua tahun sekali dan hanya di akhir kepengurusan.

Jika semua yang terlibat dalam Konferancab XX kemarin (13-14/10) menuliskan semua pengalaman atau apa pun yang ia amati, maka dapat dipastikan bahwa tulisan mereka kelak akan menjadi bukti sejarah di masa yang akan datang. Selain itu, kodisi-kondisi sosial yang dinarasikan akan lebih mengena ke hati pembaca, khususnya bagi kader PAC di hari esok.

PERSIAPAN MENUJU KONFERENSI

Rapat Perdana persiapan konferensi dilaksanakan setelah Program Kerja Tour Religi To Jogja. Lebih tepatnya pada hari kamis 13 Sepetember 2018 di rumah Rekanita Ruli (Ketua IPPNU Anak Cabang Ngronggot 2016-2018). 

Poin penting dari rapat tersebut adalah menyepakati dan mentapkan Rekan Nadrus Sholeh sebagai Ketua Pelaksana dan tanggal 14 Oktober 2018 sebagai waktu pelaksanaan Konferancab. Artinya, Panitia hanya memiliki 31 hari untuk persiapan Konferensi. Waktu yang cukup pendek bagi kepanitiaan yang hanya terbentuk ketuanya saja.

Akhirnya rapat diadakan lagi pada hari Minggunya (16 September 2018). Dalam rapat tersebut, susunan kepanitiaan sudah terbentuk. Dan lokasi pelaksanaan Konferensi sudah di Fix-kan, yaitu di MI Nurul Huda Cengkok. Minimal, itu sudah bisa digunakan untuk modal keperluan surat-menyurat dan penyusunan draft Konferensi. Dalam rapat kedua ini seluruh tugas kepanitiaan sudah dijabarkan dan sudah bisa mulai dijalankan, kecuali humas. Sebab proposal dan surat-surat belum selesai dibuat.

Seminggu setelah itu, panitia mengadakan rapat lagi, yaitu pada tanggal 23 September 2018. Pada rapat ke-3 ini segala permasalahan mulai nampak. Mulai dari sedikitnya personil kepanitiaan, proposal yang belum kelar, surat-menyurat yang bermasalah, ketua panitia yang kurang diperhatikan, sekretaris panitia yang tidak diback up, ada beberapa ranting yang belum tersentuh sama sekali, dan draft Sidang-Sidang Konferensi yang juga masih belum tersentuh sama sekali. Kegelisahan muncul dibenak para panitia inti. Kemudian merembet ke teman-teman panitian yang ada di sekitar panitia inti.

Inilah yang namanya Pelajar. Ketidaksempurnaan dalam menjalankan tugas adalah suatu keniscayaan yang sangat wajar. Banyak kekurangan adalah proses pembelajaran. Asalkan semua dijalani dengan ikhlas dan pantang putus asa.

Tanggal 28 September 2018 pukul 16.10 WIB aku naik bus dari Malang ke Papar (oper di Jombang). Sampai di Papar sekitar pukul 20.30 WIB dan langsung mencari warung kopi di Pasar Papar. Malam itu adalah awal tatapmuka ku secara langsung dengan Ketua Pelaksana Konferensi (Rekan Badrus). Ada banyak hal yang kami bicarakan di warung kopi tersebut selama sekitar 3 jam. 

Tidak hanya Badrus, namun juga ada Rekan Habib, Saguh, dan Ansori. Intinya, peraiapan panitia masih banyak yang kurang. Akar dari masalah tersebut adalah dalam hal "Proposal dan surat-surat" yang belum jadi, sebab sekretaris tidak didampingi. 

Sabtu pagi aku bertemu dengan Sekretaris PAC, Rekan Andi, di rumah Rekan Wahid. Aku menanyakan masalah sekretaris Konferensi dan Draft Konferensi (Draft Sidang), serta persiapan Pelantikan Ranting Cengjok (sebab ada kabar kalau Cengkok juga akan pelantikan). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline