Lihat ke Halaman Asli

Syarif Dhanurendra

www.caksyarif.my.id

Shardi Kecil yang Unik

Diperbarui: 7 Agustus 2018   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini tentang anak desa. Sepenuhnya anak desa. Desa yang sejuk dengan masyarakat yang hidup penuh keharmonisan. Desa kecil yang turut meramaikan satu titik kehidupan di dunia ini. Walau pun dunia tidak mengenal desa itu, namun sungguh manusia-manusia di desa itu tidak merasa rendah akan hal tersebut. Dadapan, itulah nama desanya. Salah satu desa di Jawa Timur.

Matahari pagi berteriak memanggil diriku. Nampaknya, tidak hanya aku, namun semua makhluk di bumi ini. Pagi yang cerah, udara yang segar dan sejuk kurasakan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan. Hari ini, nampaknya akan jadi hari yang indah.

****

"Rinda!" seseorang memanggilku.

"Eh, Shardi. Pye kabare?" jawabku.

Shardi adalah temanku di desa sejak kecil. Dia satu tahun lebih muda dariku. Dia lahir tahun 1996. Kini usianya 18 tahun. Sejak TK hingga SMP, kami belajar dalam satu sekolah. Namun, saat SLTA, kami tidak lagi satu sekolah. Dia anak yang rajin, itu membuat dia bisa sekelas dengan anak-anak yang usianya lebih tua dari dia.

"Alhamdulillah, sehat, Rin. Kemarin aku ke rumahmu, tapi kamu gak di rumah."

"Iya, to?"

Kami terus berbincang-bincang membahas banyak hal tentang desa, anak muda, pelajar, dan beberapa juga tentang masa lalu. Di bawah pohon Sawo yang rindang, dan ditemani oleh semilir angin yang sejuk di pagi hari.

***

Banyak orang bilang, bahwa aku adalah perempuan yang cerewet. Aku akui itu. Sehingga muncullah tulisan ini. Tulisan yang akan menjelaskan sosok pemuda unik di desa kami: Shardi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline