Innalillahi wa inna ilaihi roji'un
Malang berduka (Jum'at, 4/5/18). Sekitar pukul 01.15 WIB, Romo KH. Abdurrohman Yahya telah berpulang ke rahmatullah. Beliau adalah salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang, sebuah pondok paling sepuh di Malang, bahkan termasuk 10 pondok tersepuh di Indonesia yang masih langgeng hingga saat ini.
Romo KH. Abdurrohman Yahya, selain sebagai pengasuh pondok, beliau juga diberi mandat sebagai Khalifah dan Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Sebagai mursyid thoriqoh, beliau senantiasa mengajarkan kepada para anggota thoriqoh dan santrinya untuk selalu membersihkan hati dan fikiran dari hal-hal yang kotor. Semasa hidupnya, beliau selalu istiqomah mengajar para santri kitab kuning, baik di Masjid maupun di Ndalemnya.
Di struktural Jam'iyah Nahdlatul Ulama, beliau adalah termasuk jajaran Suryah PC NU Kota Malang. Dan juga sebagai Katib Idaroh Syu'biyah Jam'iyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An-Nahdliyah Malang. Dengan kata lain, beliau merupakan salah satu Tokoh paling disegani di Kota Malang, sebagai sesepuh Nahdlatul Ulama.
"Romo KH. Abdurrohman Yahya adalah ulama yang sangat di segani banyak orang. Bahkan, Ketua MUI Kota Malang (KH. Badhowi Mushlih), selalu sungkem (mencium tangan) kepada Romo Yai Abdurrohman dalam setiap bersalaman di berbagai acara," kata salah satu santri Pondok Gading.
Di kalangan mahasiswa, Romo KH. Abdurrohman Yahya dikenal sebagai salah satu jajaran pembina dari organisasi MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An-Nahdliyah) Kota Malang. Setiap sabtu sore, mahasiswa Malang selalu mengaji kitab kuning di ndalem beliau (Romo KH. Abdurrohman Yahya). Tak hanya anggota Matan, anggota organisasi kemahasiswaan lain, seperti IPNU dan PMII, juga sering showan ke beliau. [Penulis: Salah satu Santri Gading]*
*Catatan Penulis
Romo KH. Abdurrohman Yahya,
Lahir 3 April 1945 - Wafat 4 Mei 2018 (usia 73 tahun)
Selamat jalan Romo Yai
Terima kasih atas segala ilmu dan kasih sayang, Panjenengan kepada kami.
Sebagai santri, kami tidak bisa membalas sedikit pun atas jasa-jasa, Panjenengan.
Kami hanya bisa berdoa kepada Allah SAW,
Semoga Panjenengan mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya
Dan kami akan berusaha mengamalkan apa saja yang Njenengan ajarkan kepada kami selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H