Lihat ke Halaman Asli

yulia anna

Karyawan swasta dan hobby menulis

Kalap Belanja Makanan di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 2 Mei 2020   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 masih belum mereda. Langkah dan kebijakan pemerintah untuk menekan penyebaran virus ini terus dilakukan. Bahkan sejak awal adanya warga negara Indonesia yang terpapar Covid-19 langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan. Dan hingga memasuki bulan Ramadhan hari ke-9, kita masih bergelut untuk memenangkan pertarungan dengan virus ini. Sama hal nya dengan bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, umat Islam dimuka bumi tetap melaksanakan ibadah puasa. Puasa adalah latihan menahan diri atau menjaga hawa nafsu dari terbit fajar hingga tenggelam. Namun, ibadah puasa kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Umat Islam diseluruh dunia menjalanakan ibadah puasa ditengah pandemi Covid-19. Dan bagaimana kita menjalankan ibadah puasa dalam situasi seperti ini?

Bulan yang paling ditunggu sudah hadir dan beberapa hari ini kita menjalani ibadah puasa. Dimulai dengan ibadah sholat Teraweh, makan sahur, berpuasa disiang hari, dan berbuka puasa ketika Maghrib tiba. Yang paling menarik dan moment yang paling kita tunggu biasanya saat Azan Magrib berkumandang. Waktu berbuka puasa telah tiba. Berbagai aneka menu makanan dan masakan telah disiapkan. Semua sangat antusias untuk berbuka dengan banyak menu makanan. Semua kalap berbelanja makanan.

Berbuka puasa dengan banyak menu makanan sebenarnya adalah hak pribadi masing-masing. Tidak ada larangan harus berbuka puasa hanya dengan satu atau dua menu makanan saja. Siapapun boleh menyiapkan makanan dengan banyak menu. Namun, saat dunia masih dirundung kesedihan dari musibah mewabahnya covid-19, perlu kiranya kita berfikir kembali. Kebijakan pemerintah mengenai  social distancing dan physical Distancing telah mengubah roda perekonomian seluruh masyarakat. Kita hampir kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama makanan sehari-hari.

Lalu, masih berlakukah kalap belanja makanan saat situasi dan kondisi perekonomian seperti ini? Ya, masih berlaku bagi mereka yang memiliki uang berlebih. Namun tidak bagi mereka yang tidak memiliki uang. Situasi dan kondisi saat ini adalah Timing memaksimalkan menahan diri, menahan nafsu, dan juga menghilangkan tradisi kalap belanja makanan. No money, No kalap belanja makanan.

Tips terbaik saat bulan suci Ramadhan seperti ini adalah moment yang tepat untuk berbagi. Bisa saja diantara kita kalap belanja makanan atau belanja apapun saat ditengah kesulitan orang lain. Namun ingatlah dengan sesame. Alangkah baiknya kita kalap belanja makanan untuk dibagi kepada yang membutuhkan. Bukan untuk diri sendiri. Maka, bulan suci Ramadhan ini semakin indah meskipun kita kalap belanja makanan bukan untuk diri sendiri, melainkan belanja makanan untuk orang lain sekitar yang membutuhkan.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline