Lihat ke Halaman Asli

Ewin

Karyawan Swasta

Jokowi Tak Layak Menjadi Presiden RI

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JOKOWI TAK LAYAK MENJADI PRESIDEN RI

Judul tulisan ini pasti membuat pendukung Capres Jokowi tidak senang dan sebaliknya membuat pendukung Capres Prabowo Subianto tersenyum, dan dalam hatinya akan setuju dengan judul artikel diatas. Sah-sah saja bila figur yang kita dukung dipuja-puji akan membuat kita ikut senang dan sebaliknya bila dicemooh membuat pendukungnya uring-uringan atau bahkan emosi. Itulah realitas yang terjadi saat ini diantara kubu Capres.

Berbagai statemen berseliweran di berbagai media dan jejaring social dari kedua kubu Calon Presiden. Setiap kubu capres memuji jagoannya. Apalagi setelah dilakukannya debat Capres-Cawapres yang baru saja diselenggarakan oleh KPU semakin membuat suasana “panas” pada masing-masing Timses Capres. Timses Prabowo-Hata beranggapan bahwa jagoannya mengunguli lawannya, Jokowi-JK. Sebaliknya Timses Jokowi-JK menilai bahwa Jokowi-JK menang telak atas Prabowo-Hatta pada debat tersebut.

Jika mau tahu hasil analisis yang netral, maka kita bisa membaca analisis pengamat yang agak “netral”, walaupun belum dijamin sepenuhnya kenetralannya. Mengacu analisis pengamat, pantas berbangga dan senyum manis tersungging dari bibir pendukung Jokowi-JK, karena banyak pengamat beranggapan bahwa Jokowi-JK lebih unggul dari Prabowo-Hatta. Jokowi dianggap lebih menguasai permasalahan dan memiliki program kerja untuk menyelesaikan masalah yang dihadapai. Sedangkan Prabowo memiliki “mimpi besar” untuk menjadikan Indonesia menjadi macan asia. Terlepas dari siapapun yang unggul dalam debat capres tersebut, untuk di Negara kita tercinta ini, hasil debat belum mampu sepenuhnya mempengaruhi pilihan para pemilih. Apalagi kalau kita mau jujur mengakuinya, debat capres hanya menarik minat segelintir rakyat Indonesia. Berbeda dengan di negara-negara maju, debat bisa membuat pemilih mengganti pilihannya.

Menjadi seorang presiden tidak hanya cukup dengan modal financial, IQ yang tinggi, dukungan partai yang banyak, latar belakang profesi sebelumnya, dan atau bagian dari kekuasaan dimasa lalu. Arti seorang Presiden bagi orang kecil seperti saya atau mungkin juga anda, harusnya mengerti kondisi rakyatnya, mau dan selalu berusaha mencari terobosan agar rakyat bisa hidup sejahtera, rakyat dijamin agar dapat menjalankan kewajiban terhadap Sang Penciptanya. Dekat dengan rakyat tidak hanya musim kampanye saja tetapi juga setelah terpilih jadi presiden. Menurut saya, presiden akan betul-betul mengerti kondisi kesulitan rakyatnya kalau memang dia dekat dengan rakyat atau bahkan akan lebih mengerti lagi apabila Sang Presiden berasal dari masyarakat kecil.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka saya berani menyatakan bahwa JOKOWI TAK LAYAK MENJADI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA HANYA 1 Periode saja, tetapi untuk 2 periode ke depan, yakni 2014 – 2019 dan 2019-2024. Karena saya berkeyakinan bahwa Ir. H. Joko Widodo akan mampu menata negeri ini untuk menjadi lebih baik lagi, seperti yang sudah pernah dilakukannya di Solo dan DKI. Jakarta. Pengalaman beliau sebagai pejabat pemerintahan akan menjadi dasar dalam mengelola negeri tercinta ini. Jokowi JK adalah kita. Salam 2 jari (Ewin Pabayo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline