Lihat ke Halaman Asli

Aku Anak Pintar kan , Ma...

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku anak pintarkan, ma...

Ya kamu anak pintar, sayang

Kenapa, ma ?

Karena kau anaknya mama... sayang...

Bagiku dia adalah segalanya, bahkan kalo saja aku harus mengiris dagingku untuk memberinya makan pasti dengan senang hati aku berikan, bahkan kalo saja dia minta aku masuk ke hutan belantara atau terjun ke jurang hanya untuk mengambilkan mainan untuknya pasti akan aku lakukan. Apapun... yang ada di dunia ini bagiku tak perlu, selama aku masih melihat lengkungan manis dibibirnya. Sungguh, dia adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan untukku. Dia anakku yang istimewa, paling pintar sedunia. Banyak sudah yang memandangiku dengan tatapan tak jelas artinya, tapi aku menganggapnya tetap sebagai sebuah kekuatan. Kekuatan untukku bertahan hidup untuknya, untuk menjadikannya pribadi yang kokoh, sekokoh hatinya. Kepeduliannnya padaku melebihi siapapun di dunia, ketika sedikit saja air mata jatuh dipelupuk mataku, sedetik kemudian dia selalu mengusapnya dan berkata "kenapa sedih,mama... aku anak pintarkan ?" Syukur selalu kulantunkan dalam dada, saat penat maupun saat tertawa. Melihatnya dapat melipat baju sendiri diusianya 10 tahun, itu sudah sungguh kebahagiaan tak terduga. Melihatnya bisa berdiri tegak dan sedikit membusungkan dada di usia 5 tahun, sungguh sanggat haru yang kurasa. Mendengar dia bisa mengucap sepatah demi sepatah kata di usia 6 tahun, sungguh terasanya nyanyian indah yang tak pernah kulupa. Tak ada yang kusesali saat garis wajahnya saat lahir sangat tak biasa, karena bagiku garis wajah itu mengambarkan indahnya surga. Sungguh, kaulah yang teristimewa. Sayang, mamamu ini masih banyak sekali kekurangan. Kadang juga masih saja ringan tangan, menyuruh hal-hal yang tidak mudah untukmu seperti anak kebanyakan. Sayang, mamamu ini, bukan orang yang bisa kau banggakan, kadang hati mama masih saja berpaling darimu, padahal kau sangat membutuhkanku. Sayang, teruslah tersenyum.. karena itu kekuatan terbesarmu, kelak dunia akan bertekuk lutut untukmu. Kebeningan hatimu akan menjadi kekuatan luarbiasa untukmu mengubah dunia. Tak ada yang sempurna di dunia ini sayang, jadi bukan kamu saja yang tidak sempurna. Teruslah belajar, sesuka hatimu. Karena kau anak mama paling pintar. Bukalah seringai hari dengan impianmu, tak ada yang tak mungkin anakku... jadi tetaplah berjuang. Tak ada yang berhak mengulung mimpimu, hanya karena keterbatasanmu. (tiba-tiba ingat kisah seorang sahabat yang anaknya punya banyak kekurangan, semoga kelak dia jadi pribadi yang kokoh dan bermartabat, karena tidak ada yang tak mungkin di dunia ini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline