Lihat ke Halaman Asli

Surat untukmu Sahabat Hatiku (3)

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup itu seperti pencarian puzzle yang terserak, beberapa sudah bersatu, beberapa masih hilang. Setiap langkah yang kita lakukan akan membuat kita menemukan kembali bagian-bagaian yang hilang tersebut sehingga membentuk gambaran utuh yang sempurna.


Seminggu sebelum perkiraan dokter mengenahi hari kelahiran anakku. Sudah terasa amat sesak dada dan perut ini. Si jabang bayi, juga banyak sekali bergerak sehingga membentur-bentur tulang igaku. Berdiri sebentar saja rasanya sudah capek bukan main. Ternyata berat juga ya perjuangan seorang ibu itu. Setiap hari, sambil menunggu detik-detik kelahiran kucoba menghabiskan diri dengan yoga dan meditasi. Katanya itu bagus untuk relaksasi. Diselingi kalimat-kalimat dzikir dan mengdengarkan Asmaul Husna dari MP3.

"titt" Hand phoneku berbunyi, kulihat ada sms masuk dari no tak dikenal, sebuah kalimat yang sangat aku kenal " sabar dan tawakallah karena itu jalanmu menuju surga".

tak kusadari air mataku menetes, teringat ada sebuah kisah yang sangat aku rindukan. Saat dimana Hanif selalu menghibur disaat penatku, dimana Hanif selalu menyemangati disaat aku putus asa, dimana dia selalu menjadi orang kedua tempatku berbagi. Terdengar serakah ya. Tapi itulah aku selalu merasa kurang.

Segera aku telpon no asing tersebut, ternyata no itu bukan dari Hanif. Melainkan dari seorang saudara jauh yang ganti nomor. Aku coba hilangkan pikiran-pikiranku tentangnya. Aku harus lebih kuat dan tegar menjalani takdir yang ditentukan Allah untukku. Karena itu yang terbaik.

....................................

Malam terasa panjang, deras hujan menambah parah kontraksi bayi dalam perutku. Sesak semakin terasa dan kontraksi semakin cepat saja. Brandon masih asyik dengan saluran TV kesukaannya, dengan meja penuh camilan. Aku duduk disampingnya sambil mengurut perutku pelan-pelan.

Tiba-tiba cairan segar keluar  tanda bahwa air ketubanku sudah pecah, namun keluarnya cairan itu disertai darah segar dan sakit  luar biasa.

“Pa, sakit sekali...”

“iya sabar ya, sayang...”

Dengan tanggap Brandon  langsung membawaku kerumah sakit. Dan dokter langsung menyarankan operasi. Ternyata aku mengalami Plasenta previa  yang artinya plasentaku terletak dibawah dan menutupi mulut rahim. Pendarahan yang terjadi karena sebagian plasenta yang kaya pembuluh darah terlepas dan menimbulkan pendarahan hebat yang kata dokter  dapat mengancam nyawa janin dan ibu. Aku sudah dalam keadaan pasrah, titik putih yang terlihat saat di meja operasi semakin lama semakin mengecil sehingga aku kehilangan kesadaran. Sayup ku dengar suara Brandon terus menguatkanku.

Satu  jam kemudian aku sudah di ruang obserasi dengan selang infus dan sebagainya. Wajah pertama yang aku lihat adalah senyuman Brandon. Genggaman tangannya sungguh menguatkanku dari rasa sakit ini. Dia sabar dan sangat telaten mengurusku dalam kelemahanku. Sangat berbeda dengan Brandon yang aku kenal sehari-hari. Ternyata dia bisa menjadi sangat kuandalkan saat aku membutuhkannya. Aku sadar sekarang aku telah membuat kesalahan lagi.

“Terimakasih Tuhan... Memberiku suami terbaik dalam hidupku”

“Anakmu tampan, sayang...” katanya lirih

“Pasti seperti kamu...” sahutku pelan.

Setelah hampir 5 jam di ruang observasi, aku di dorong ke kamarku dan dipertemukan dengan bayi mungil buah hati kami berdua.

Haru biru rasanya, hanya syukur dan syukur yang terus kuucapkan. Kusadari sekarang, setelah lelah bergumul dengan ketidak puasan hidup ternyata harta karun yang terus aku cari ada di dekatku sendiri. Aku tak akan mampu bertahan tanpa Brandon disampingku, dan aku tak akan mampu berdiri dengan tegak disampingnya tanpa cinta dan senyumnya yang tulus untukku.

Dia bukan lelaki sempurna bagiku, tapi dia adalah laki-laki yang aku butuhkan untuk hidupku di dunia. Tak ada yang salah dengan takdir yang telah digariskanNya. Tak ada, hanya kapan dan dimana kita mampu menangkap hikmah dari sebuah takdir. Dan itu yang terpenting. Cinta sejati hanya miliknya. Segala sesuatu akan kembali padanya. Dan satu bagian hidupku yang hilang telah kutemukan, kenyataan bahwa yang ada disampingku adalah dia membuatku mengerti bahwa kehadirannya melebihi adanya Hanif di hatiku.

Mungkin Hanif akan tetap ada di hatiku, tapi pelan akan terus kukubur semakin dalam pikiranku tentangnya. Karena laki-laki yang pantas memenuhi pikiranku sekarang hanya Brandon dan  si kecil Raydon.

.............................................

Dear Hanif,

Terimakasih telah hadir di hidupku lagi, di saat bertahun-tahun aku telah melupakanmu

Terimakasih telah banyak membuka mataku, bahwa aku adalah wanita beruntung. Bahwa hidupku adalah sesuatu yang berharga untuk disia-siakan.

Terimakasih untuk keistimewaanmu untukku

Terimakasih telah menjadi temanku, sahabat hatiku

Terimakasih terus mengingatkanku untuk menjadi istri yang baik dan sabar untuk suamiku

Terimakasih terus mengingatkanku untuk beryukur untuk setiap kesempatan yang diberikan Allah untukku

Terimakasih telah menyadarkanku, kamu benar harta karun yang paling berharga itu ternyata bukan kamu, melainkan keluarga kecil ini.

Terimakasih telah hilang dari hidupku lagi

Terimakasih untuk semuanya

Ini adalah surat terakhir yang kutulis untukmu, mulai hari ini aku tidak akan memenuhi hatiku untuk terus memikirkanmu, dimana kamu, bagaimana kamu, sedang apa kamu, ingatkah kau denganku, tapi akan kuganti dengan kalimat semoga kamu bahagia, semoga hidupmu selalu dilingkupi keberkahanNya, dan semoga kelak ada saat aku bisa berterima kasih secara langsung padamu di surga sebagai sahabat hatiku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline