Gerimis menyertai langkah pulangku
Tetesan butiran mutiara dari awan putih mengenai sudut keningku
Membawa luka yang telah kubungkus rapat
Menerobos keangkuhan kabut pekat
Wajah itu menyeringai alam pikirku
Dari jauh kudengar doa-doa syahdu
Terlahang waktu dan kesunyian
Namun keyakinan membumbungkan angan
Aku dan kamu itu nyata
Walau hanya dalam doa
Dan sejenak mengukir sajak tanpa nama
Tetaplah kau disana menungguku di surga