Lihat ke Halaman Asli

Teguh Suprayogi

TERVERIFIKASI

Terapis

Embung Sriten, Hanya untuk yang Bernyali

Diperbarui: 9 April 2018   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Embung Sriten saat gerimis. Dokpri

Perjalanan wisata kali ini saya main ke embung Batara Sriten. Embung atau danau buatan  ini berada di pegunungan Baturagung utara, dusun Sriten, desa Pilangrejo, kecamatan Nglipar, kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bisa ditempuh dari pusat kota Jogja sekitar satu sampai satu setengah jam menggunakan sepeda motor.

Papan petunjuk ke lokasi ini cukup jelas, jika tak mengantuk tak bakal kesasar. Pastikan kendaraan sepeda motor atau mobil dalam kondisi fit, termasuk ban roda kendaraan dengan tekanan angin yang cukup. Tidak disarankan naik motor matik, kalaupun harus pakai matik, jangan berboncengan. Dijamin tidak kuat naik pada beberapa tanjakan. 

Kondisi jalan setelah kantor desa Pilangrejo sampai ke embung boleh dikatakan cukup ekstrim. Banyak tanjakan dan tikungan dengan jalan bebatuan atau baru dicor semen, melewati pinggiran jurang yang cukup dalam. Butuh skillberkendara dan fisik yang prima.

Embung dilihat dari atas bukit. tempatasik.com

Sebaiknya ibu hamil atau anak balita tidak wisata ke tempat ini, kecuali pengin uji nyali atau melatih anak jadi petualang. Jalur ke lokasi cukup berbahaya dan menguras energi. Apalagi saat hujan seperti yang kami alami waktu itu. Dengan motor bebek Kawasaki ZX130 saya bersama mantan pacar nekad menembus hujan lebat naik ke embung yang berada sekitar 900 meter diatas permukaan laut.

Kepalang basah, sekalian saja mencoba "jalur maut" tersebut. Beberapa kali roda belakang ngesot tidak kuat menanjak dan harus didorong karena licin air hujan plus kemiringan yang cukup tajam.

Tapi tak sia-sia pengorbanan menuju ke embung akhirnya sampai juga, walau kondisi masih tetap hujan. Pemandangan indah yang saya harapkan belum terwujud karena terhalang air hujan. Saat mulai reda pun panorama terhalang kabut. Tak apalah, yang penting sudah bisa melihat embung tertinggi di Gunungkidul, bahkan se-DIY. Segelas kopi hitam menjadi obat dari rasa dingin yang menyelimuti badan.

tempatasik.com

Fasilitas ditempat ini sudah cukup memadai, dari tempat parkir yang luas, toilet, pendopo, gazebo, warung-warung kuliner yang cukup murah harganya dan ramah layanannya. Beberapa spot cocok buat camping.

Kurang dari satu jam akhirnya turun lagi, pulang, hari juga mulai gelap. Meninggalkan embung yang menjadi andalan untuk pengairan tanaman dan cadangan buat masyarakat saat musim kemarau tiba. Jalan turun pulang tak kalah seram. Tetap waspada dengan main gas dan rem. Mobil-mobil yang berpapasan mesti bergantian karena jalannya sempit.

Jika ada waktu, ingin rasanya menguji nyali lagi main ke embung Sriten, melahap tanjakan, mengangkangi jalan menurun, merangkul kelokan tajam dan menyeruput segelas kopi tubruk sambil memandang si cantik, air embung Sriten.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline