Lihat ke Halaman Asli

Teguh Suprayogi

TERVERIFIKASI

Terapis

Gaya Ngabuburit Orang Saudi

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14055608271191678596

[caption id="attachment_348238" align="aligncenter" width="300" caption="ngabuburit/francepostnews.com"][/caption]

Ini kali ketiga saya puasa ramadhan di negeri Saudi Arabia. Sudah beberapa
artikel saya tulis tentang pengalaman berpuasa di negara padang pasir yang
kaya minyak dan gas. Tulisan kali ini saya akan sedikit cerita soal menunggu
waktu buka puasa yang di tanah air lebih ngetop dengan istilah ngabuburit

Ngabuburit di Saudi jauh berbeda dengan di Indonesia, terkesan adem ayem,
kurang greget, terutama untuk yang suka keramaian. Nggak ada pedagang
takjilan macam es doger, es kelapa muda, kolak pisang, sup buah atau ber-
bagai macam makanan seperti kue dan jajanan pasar dan lainnya seperti
pada waktu saya tinggal di Jogja, dimana seputar kawasan kampus UGM
berubah menjadi pasar tiban pedagang kaki lima dengan wajah-wajah baru.

Disini ngabuburit tak jauh beda dengan hari-hari biasa. Itu yang saya lihat
di kota Dammam, kalau kota-kota lainnya saya kurang tahu. Anak-anak muda
beraktifitas seperti biasa disore hari seperti jalan-jalan di taman, bersepeda
atau untuk yang lebih besar bermain bola atau futsal, selebihnya mungkin
lebih senang mendekam didalam kamar.

Pemandangan yang hampir sama dengan di tanah air paling supermarket dan
pusat perbelanjaan semakin ramai pengunjung, dari menjelang buka puasa
hingga malam hari sehabis sholat tarawih akan selalu padat dan siap antri
di kasir. Syahwat belanja warga Saudi cukup tinggi, mungkin karena pendapatan
perkapitanya juga cukup besar.

Satu yang saya amati, selain beda tradisi dan budaya, ngabuburit di Saudi
terkesan biasa-biasa saja mungkin karena cuaca diluar pada saat ini kurang
mendukung untuk beraktivitas diluar, dengan suhu mencapai 42-44 derajat
Celcius tentu lebih nyaman tetap di rumah yang adem ber-AC, tak terkecuali
dengan para tenaga kerja asing seperti TKI macam saya, keluar kalau hanya
ada keperluan penting atau menjelang buka puasa untuk pergi ke masjid
mencari makanan gratis.

Dammam, 17/07/2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline